JATIMTIMES - Berbicara tentang gangguan kesehatan pada anak, salah satunya yang sering dialami adalah sembelit. Sembelit pada anak adalah kondisi di mana anak mengalami kesulitan buang air besar (BAB) dengan frekuensi kurang dari 3 kali dalam seminggu, tinja yang keras, kering, dan kecil-kecil, serta anak harus mengejan keras saat BAB. Gejala lain yang perlu diwaspadai termasuk anak tampak kesakitan saat BAB, menolak ke toilet, dan terkadang keluarnya feses sedikit-sedikit tanpa disadari (enkopresis). Hal ini cukup berbahaya, sehingga anak membutuhkan pengobatan dengan segera.
PAFI dengan alamat website https://pafikabupatenkerinci.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berupaya untuk meningkatkan profesionalisme anggotanya, sehingga dapat memberikan pelayanan dan distribusi obat-obatan yang mudah serta harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca Juga : Wakil Rektor Unesa Apresiasi Surabaya Kembangkan Sekolah Rakyat di Empat Jenjang Pendidikan
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab sembelit pada anak, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya sembelit pada anak?
Pada umumnya, sembelit pada anak dapat terjadi karena tinja bergerak terlalu lambat di saluran pencernaan atau tidak dapat dikeluarkan secara efektif dari rektum, sehingga menyebabkan tinja mengeras. Penyebab umum sembelit meliputi pola makan rendah serat, kurang minum air putih, kurang aktivitas fisik, serta faktor lain seperti penyumbatan usus atau gangguan saraf di sekitar usus besar dan rektum. Berikut adalah beberapa faktor penyebab utama terjadinya sembelit pada anak yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Kurangnya asupan serat pada makanan
Serat adalah komponen penting dalam makanan yang membantu memperlancar proses pencernaan dan memperlunak tinja. Anak yang pola makannya kurang mengandung serat, misalnya jarang mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan berserat tinggi seperti gandum utuh, berisiko mengalami sembelit. Serat membantu menambah volume dan kelembapan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan.
2. Kurangnya minum air putih
Air sangat penting untuk menjaga kelembapan tinja. Jika anak kurang minum, tinja akan menjadi keras dan kering, sehingga sulit dikeluarkan. Dehidrasi ringan saja sudah bisa memperlambat gerak usus dan menyebabkan sembelit. Oleh karena itu, asupan cairan yang cukup setiap hari sangat dianjurkan.
3. Kebiasaan menahan buang air besar
Anak yang menahan BAB karena berbagai alasan-seperti rasa sakit saat BAB sebelumnya, malu BAB di tempat umum, atau ketidaksukaan terhadap toilet yang kotor-akan menimbun tinja di dalam usus. Lama kelamaan tinja menjadi keras dan besar sehingga makin sulit dikeluarkan. Kebiasaan ini sering terjadi pada anak yang sedang belajar toilet training atau yang mengalami trauma BAB.
4. Kurangnya aktivitas fisik
Gerakan tubuh dan olahraga membantu merangsang gerak usus sehingga proses pencernaan dan pengeluaran tinja berjalan lancar. Anak yang kurang bergerak atau lebih banyak duduk dan bermain gadget cenderung mengalami sembelit karena ususnya kurang dirangsang untuk bekerja.
5. Stres dan perubahan rutinitas
Faktor psikologis juga berperan penting. Anak yang mengalami stres, kecemasan, atau perubahan lingkungan seperti mulai sekolah, pindah rumah, atau perjalanan jauh dapat mengalami gangguan fungsi usus. Stres dapat menyebabkan otot-otot usus menjadi tegang dan memperlambat proses pencernaan.
6. Kondisi medis lainnya
Pada kasus yang lebih jarang, sembelit bisa disebabkan oleh masalah kesehatan yang mendasari, seperti kelainan anatomi usus (misalnya hirschsprung’s disease), gangguan saraf pada usus, hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) dan Gangguan metabolik atau neurologis. Jika sembelit berlangsung lama dan tidak membaik dengan pengobatan biasa, pemeriksaan medis lebih lanjut sangat dianjurkan.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati sembelit pada anak?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari sembelit pada anak Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala sembelit pada anak serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
Baca Juga : Pengembangan Varietas Tebu Unggulan, Bupati Malang Alokasikan Rp 10 Milliar
1. Lactulax sirup
Lactulax sirup adalah obat yang selalu diresepkan oleh apoteker untuk mengobati sembelit pada anak. Obat ini mengandung laktulosa, obat ini bekerja dengan menarik air ke dalam usus sehingga feses menjadi lunak dan BAB lebih lancar. Lactulax juga mengubah keasaman feses dan mencegah pertumbuhan bakteri jahat di usus. Obat ini aman dikonsumsi anak dan biasanya diberikan 5–10 ml sehari saat makan pagi.
2. Dulcolax pediatric supositoria
Dulcolax mengandung bisacodyl, obat ini merupakan pencahar stimulan yang merangsang gerakan usus dan melunakkan feses. Dulcolax supo diberikan lewat anus dan bekerja cepat dalam 15–60 menit. Anak di atas 6 tahun dapat menggunakan 1 kali sehari, sedangkan anak di bawah 6 tahun harus dengan resep langsung dari apoteker.
3. Microlax gel
Microlax gel berbentuk gel mikroenema yang mengandung sodium citrate dan sorbitol, Microlax menarik air ke dalam usus dan melunakkan tinja. Efeknya cepat, sekitar 5–15 menit setelah penggunaan. Dosis untuk anak di atas 3 tahun adalah 1 tube (5 ml) per hari.
4. Lacto b sachet
Lacto b sachet merupakan suplemen probiotik yang mengandung bakteri baik untuk memperbaiki keseimbangan flora usus, membantu melunakkan tinja dan memperbaiki gerak usus. Cocok sebagai pendukung pengobatan sembelit.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi sembelit pada anak adalah memijat perut anak dengan lembut serta memberikan makanan yang tinggi serat pada anak. Berikan anak makanan kaya serat seperti buah-buahan (apel, melon, pepaya, mangga, jambu), sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan roti gandum. Serat membantu melunakkan tinja dan memperlancar BAB. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.
Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafikabupatenkerinci.org melalui smartphone Anda.