JATIMTIMES - Sop buah salah satu makanan yang paling digemari untuk menjadi teman berbuka puasa. Bagaimana tidak, buah buahan segar ditambah dengan es membuat tubuh kamu mendapatkan kesegaran yang maksimal saat berbuka.
Selain buah, kunci kenikmatan sop buah adalah kuah santan yang gurih dan kental. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat sop buah di bulan Ramadan.
Baca Juga : Sahur On The Road, Polisi Patroli Antisipasi Kerawanan sambil Berbagi Makan Gratis
Namun, mengonsumsi santan secara terus-menerus dengan porsi yang cukup banyak bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk menghindari hal tersebut, beberapa orang memilih untuk mengganti santan dengan susu.
Menurut kepercayaan yang beredar di masyarakat, susu jauh menyehatkan dibandingkan dengan santan. Lantas benarkah hal tersebut?
Fakta Apakah Susu Lebih Sehat Dibandingkan Santan
Ahli gizi dr Rita Ramayulis DCN MKes, melalui akun instagramnya @ritaramayulis, menjelaskan, susu dan santan adalah dua bahan makanan dengan karakteristik berbeda. Susu cenderung mengandung kolesterol dengan rantai lemak pendek. Sedangkan santan tidak mengandung kolesterol dan rantai lemak menengah. Sehingga keduanya tidak cocok untuk saling menggantikan.
"Susu itu tidak sama dengan santan karena kalau susu itu ada kolesterolnya, santan tidak mengandung kolesterol," kata dr Rita dikutip Minggu (9/3/2025).
"Kalau susu itu lemaknya rantai pendek, santan itu lemaknya rantai menengah. Jadi mereka tidak cocok untuk saling menggantikan,” sambungnya.
Founder Ramayulis Konsultan ini mengatakan, jika susu dipanaskan terus-menerus dan dalam suhu tinggi, hal ini bisa merusak kandungan gizi di dalamnya. Dengan cara seperti ini kandungan protein serta kalsium akan rusak. Beberapa vitamin B1, B2, B3, B6, dan B12 juga bisa teroksidasi lantaran terkena panas.
Baca Juga : Tak Banyak yang Tahu, Kentut seperti ini Bisa Batalkan Puasa
“Kalau susu dipanaskan dengan suhu tinggi dalam waktu yang lebih dari dua sampai tiga menit, dan kemudian dipanaskan berulang, maka kandungan gizinya akan rusak,” jelasnya.
Untuk terhindar dari bahaya makanan bersantan, dr Rita menyarankan konsumsi makanan bersantan tersebut secukupnya dengan porsi santan yang tidak terlalu banyak.
“Ambil santan secukupnya, maksimal sepertiga gelas per hari. Barengi mengonsumsi makanan bersantan dengan sayur nol kalori yang tinggi serat, atau gunakan santan encer dan lengkapi dengan rempah seperti kemiri," terangnya.
Ia menyarankan untuk membagi masakan bersantan dalam beberapa porsi. Sajikan masakan secukupnya, selebihnya simpan makanan dalam lemari pendingin. Cukup hangatkan ketika akan disajikan.
“Jika ingin tidak mendapatkan hal-hal berbahaya dari konsumsi santan, maka lakukan mengambil santan secukupnya, maksimal sepertiga gelas untuk setiap konsumsi,” katanya.