MALANGTIMES - Jika memasuki di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Anda harus bersiap-siap bertemu "sapi" di sepanjang jalan. Bagaimana tidak. Sejak pintu masuk, di pinggir jalan ada sapi.
Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?
Hanya, sapi-sapi yang ada di pinggir jalan itu adalah patung. Ukuran patung yang disuguhkan itu ada yang besar dan sedang.
Patung yang besar berada di pintu masuk Dusun Brau. Patung sapi itu berwarna putih dengan di belakang sapi itu terdapat sedotan yang cukup besar.
Kemudian tepat di bawah patung sapi itu terdapat tulisan ‘Selamat Datang Dusun Wisata Brau’ dengan simbol ikon Shining Batu.
Jika masuk menuju perkampungan dusun ini, juga jangan kaget karena di pinggir jalan banyak patung sapi. Bentuk, warna, dan desain sapi yang disuguhkan itu pun beragam. Ada sapi yang didesan dengan corak hewan zebra, harimau, macan tutul dan sebagainya.
Berjalan kurang lebih 10 meter ada sapi dengan desain bunga-bunga berwarna-warni. Lalu 10 meter kemudian ada sapi berwarna hitam dengan desain es krim.
“Hadirnya parung sapi ini untuk menunjukkan bahwa di Dusun Brau potensi dusunnya ini adalah sapi. Patung ini telah dibangun oleh Pemkot Batu,” kata kepada Dusun Brau Markasan.
Ia menambahkan potensi susu segar memang menjadi penghasilan terbesar warga Dusun Brau. Sebab, di tempat ini terdapat kurang lebih 1.000 ekor sapi.
Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April
Selain itu, Dusun Wisata Brau akan dikembangkan dengan tempat edukasi sapi. Itu melihat memang di sana sebagain penduduknya merupakan peternak sapi. Lalu juga akan disediakan rest area.
Tidak hanya itu. Bakal ada wahana tentang pertanian terpadu. Kemudian ada juga rumah pengolahan susu. Hingga dibuatkan kereta susu.
Lalu mengapa Pemkot Batu memilih Dusun Brau untuk dijadikan pengembangan wisata? Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono menjelaskan, karena akses jalan di Dusun Brau itu bisa langsung menuju ke paralayang.
“Kenapa kok di Brau? Karena setelah dari berwisata di Dusun Brau, bisa pergi ke paralayang. Kan bisa berkesinambungan,” ungkap Imam.
Adanya pengembangan wisata ini tentunya untuk menarik jumlah wisatawan ke Kota Batu. Kemudian menambah perekonomian warga Kota Batu.
“Upaya ini juga agar sesuai dengan visi Kota Batu ‘Desa Berdaya Kota Berjaya’. Melalui wisata di desa ini. akhirnya kita bisa berjaya yang kemudian imbasnya juga kepada wisatawan,” tutup dia.
