JATIMTIMES - Wakil Bupati Malang Hj Lathifah Shohib menghadiri Workshop Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) 2025. Agenda yang diselenggarakan bersama Tim Saber ATS Kecamatan tersebut berlangsung di Rayz UMM Hotel, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada Selasa (21/10/2025).
Lathifah dalam pernyataannya menyebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menyambut baik sekaligus mengapresiasi kontribusi dan partisipasi dari seluruh pihak terhadap penanganan ATS. "Permasalahan anak tidak sekolah ini menjadi tantangan serius yang memerlukan perhatian dan aksi nyata dari semua pihak. Terlebih saat ini masih terdapat anak-anak usia sekolah yang belum mendapatkan hak pendidikannya secara optimal," ujarnya.
Baca Juga : Disdikbud Pastikan Bus Sekolah Tetap Jalan, Meski Trans Jatim Segera Meluncur
Laporan Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, data dashboard ATS Pusdatin Kementerian Pendidikan Tahun 2025 menunjukkan adanya 6.242 kasus drop out (DO). Sedangkan untuk yang lulus tidak melanjutkan (LTM) ada 6.774 kasus.
"Pemkab Malang berkomitmen untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal dari pendidikan. Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan kesempatan belajar, mengembangkan potensi, dan meraih masa depan yang lebih baik," kata Lathifah.
Sementara itu, dalam upaya penanganan ATS, Lathifah juga diagendakan menyerahkan bantuan pendidikan kepada empat anak perwakilan. Bantuan yang diserahkan pada serangkaian agenda workshop tersebut mencakup jenjang pendidikan kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C yang masing-masing sebesar Rp 1,2 juta.
"Keberhasilan penanganan anak tidak sekolah bukan hanya diukur dari jumlah anak yang kembali bersekolah, tetapi juga dari sejauh mana kemampuan dalam mengubah kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan," imbuhnya.
Lathifah berharap, setelah kegiatan workshop dilangsungkan, Tim Saber ATS di setiap kecamatan segera menindaklanjuti dengan rencana kerja yang lebih terukur. Termasuk melakukan penataan ulang ATS di wilayah kecamatan masing-masing serta memperkuat sinergi dengan perangkat desa, sekolah, hingga lembaga sosial.
"Tugas Tim Saber ATS di lapangan tidaklah mudah. Dibutuhkan komitmen, kesabaran, serta empati yang tinggi untuk mendatangi keluarga, memahami permasalahan anak hingga meyakinkannya agar mau kembali bersekolah,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Lathifah bersama Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menandatangani deklarasi komitmen penanganan ATS serta mendukung program wajib belajar 13 tahun. Pada deklarasi tersebut turut menyatakan kesiapan dalam menerima ATS untuk kembali bersekolah dan belajar di PKBM, serta menjamin biaya pendidikan ATS yang belajar di PKBM adalah gratis.
Baca Juga : Hari Jadi Ke-115 Pemkab Jombang Sajikan Kreasi Polo Pendem yang Bikin Ngiler
"Semoga niat baik dalam membangun masa depan pendidikan yang merata untuk seluruh anak di Kabupaten Malang ini di ridai oleh Allah SWT," ujarnya.
Sebagai informasi, serangkaian agenda workshop juga turut dihadiri oleh sejumlah pihak. Di antaranya mulai dari Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Malang, Tim Teknis Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Jajaran Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Malang, camat se-Kabupaten Malang beserta Tim Saber ATS Kecamatan.
Selain itu, Penilik Kursus dan Kesetaraan Kabupaten Malang, Kepala SKB dan PKBM se-Kabupaten Malang serta Pengurus Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (HIPKI) Kabupaten Malang juga turut hadir pada agenda workshop tersebut.
"Pada pertemuan ini diharapkan dapat menjadi forum strategis guna menyamakan persepsi dan menguatkan sinergi serta kolaborasi dalam rangka menyukseskan program penanganan anak tidak sekolah di Kabupaten Malang,” pungkas Lathifah.