JATIMTIMES – Wisata Rembangan merupakan tempat wisata yang dikelola Pemkab Jember, dan berada di ketinggian 500-600 mdpl di atas permukaan air laut, dengan luas lahan mencapai 1.345 hektar, merupakan tempat wisata yang berada di lereng Gunung Argopuro sisi timur.
Untuk anda yang berkunjung ke Jember, tidak lengkap rasanya melewatkan wisata alam Rembangan yang memiliki suasana sejuk dengan bentang pegunungan Argopuro sejauh mata memandang, serta view kota Jember dari atas gunung.
Baca Juga : Okupansi Penumpang Capai 83,3 Persen, Pemkab Jember- Flay Jaya Lakukan Evaluasi
Selain memiliki bentang alam yang mempesona, Hotel Rembangan juga memiliki sejarah di masa lalu, dimana Presiden RI pertama yakni Ir. Ir. Soekarno pernah singgah di hotel Rembangan dengan kamar melati nomor 1.
Di balkon kamar yang terletak di lantai dua itu, Bung Karno menghabiskan waktu untuk sekadar menghisap sebatang cerutu dengan menikmati pemandangan landscape Kota Jember. Hingga saat ini, kamar yang pernah disinggahi Sang Proklamator itu masih terawat dengan mempertahankan berbagai arsitektur yang didominasi kayu jati pada dinding kamar.
Selain itu, lampu dinding klasik masih terpasang kokoh di atas meja rias di samping ranjang yang pernah menjadi tempat tidur presiden pertama RI tersebut. Desain kamar yang dipertahankan itu merupakan upaya merawat nilai-nilai sejarah hotel yang dibangun pada masa kolonial Belanda di tahun 1937.
Salah seorang Staf Hotel Rembangan, Ichwan Aziz menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya memanfaatkan potensi sejarah yang ada di kawasan wisata Rembangan untuk menarik lebih banyak pengunjung sesuai dengan arahan Kepala Dinas Pariwisata Bobby Arie Sandy.
Selain mempertahankan arsitektur bangunan, upaya mengangkat nilai-nilai historis wisata Rembangan juga diabadikan melalui infografis yang terpasang di berbagai sudut strategis.
"Kami mencetak banner-banner yang berisi informasi sejarah, selain itu memposting di media sosial, dan melakukan promosi dengan berkolaborasi bersama influencer," ujar Ichwan kepada wartawan belum lama ini.
Menurut Ichwan, strategi pemasaran digital menjadi fokus utama mengingat era saat ini menuntut kehadiran aktif di platform media sosial. Meskipun upaya tersebut telah dilakukan, dampaknya terhadap jumlah pengunjung masih belum signifikan, namun sudah menunjukkan grafik kenaikan.
Terkait tingkat hunian hotel, Ichwan menjelaskan bahwa okupansi saat ini lebih banyak didominasi oleh tamu rombongan, terutama dari kegiatan pemerintahan dan CSR, dengan perbandingan sekitar 70:30 dibanding tamu umum. "Untuk tamu umum masih landai saja," tambahnya.
Baca Juga : Hendak Pasang Banner, Pemilik Warung Terperosok ke Lubang Septic Tank Sedalam 11 Meter
Dalam hal kolaborasi dengan UMKM lokal, pengelola mengakui masih menghadapi kendala, terutama terkait akses jalan menuju lokasi. Saat ini, produk UMKM yang dipajang di Hotel Rembangan merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Jember yang menampung produk dari berbagai UMKM lokal.
Ke depan, pengelola berharap strategi promosi berbasis sejarah dan kolaborasi yang telah dijalankan dapat terus meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan Rembangan.
Setidaknya, kawasan puncak Rembangan yang dibangun tahun 1937 oleh Mr. Hofstide itu, dahulu diperuntukan sebagai tempat rekreasi dengan fasilitas penginapan dan restoran bagi pengawas perkebunan kopi dan kakao di lereng pegunungan Argopuro.
Setelah kemerdekaan, wisata Rembangan dikelolah pemerintah Kabupaten Jember dan menjadi aset regional. Seiring berjalannya waktu, wisata Rembangan memantaskan diri dengan menambah sejumlah fasilitas seperti kolam renang dengan air dari sumber pegunungan Argopuro yang segar.
Selain itu, juga ada lapangan tenis, area camping ground, aula dengan kapasitas besar, hingga agrowisata buah naga, kopi, durian, dan bunga krisan yang dapat dinikmati dan dipetik langsung oleh pengunjung. (*)