Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Dinilai Perlu Fleksibilitas, UM Ajak Berbagai PTN Refleksi Permendikbudristek 39

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

10 - Oct - 2025, 21:24

Placeholder
UM menyelenggarakan Forum Silaturahmi dan Implementasi: Peraturan menteri pendidikan tinggi sains dan teknologi nomor 39 tahun 2025 tentang penjaminan mutu pendidikan tinggi pada perguruan tinggi di Indonesia yang dihadiri oleh pimpinan dari berbagai PTN (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Forum refleksi yang digelar Universitas Negeri Malang (UM), di Pasuruan, Jumat, (10/10/2025), menghadirkan diskusi serius tentang dinamika implementasi Peraturan Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi Nomor 39 Tahun 2025, tentang penjaminan mutu pendidikan tinggi. Dalam forum ini, ketentuan jumlah SKS dan durasi studi di jenjang magister (S2) dan doktor (S3) menjadi satu sorotan.

Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, dalam forum yang dihadiri pimpinan berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ini menilai, aturan yang menetapkan penyelesaian minimal empat semester untuk program magister berpotensi membatasi ruang inovasi akademik. “Peraturan itu perlu dikaji ulang agar lebih fleksibel. Bagi mahasiswa dengan kapasitas riset tinggi, penyelesaian studi dalam dua atau tiga semester mestinya dimungkinkan,” tegasnya.

1

Menurutnya, kebijakan mutu pendidikan tinggi tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi regulasi. Kualitas sejati, kata dia, lahir dari perpaduan antara aturan yang adaptif, sistem akademik yang terbuka, serta budaya riset yang progresif. “Peningkatan mutu tidak cukup sekadar mengikuti peraturan. Ia harus tumbuh bersama perubahan struktural dan kultural di lingkungan akademik,” ujarnya.

Baca Juga : Ekshibisi AI Nasional Lahirkan Talenta Muda Hebat, 12 Siswa Raih Medali di EKKA 2025

Prof Hariyono juga mengajak para pimpinan perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan refleksi mendalam terhadap arah kebijakan pendidikan tinggi. Apakah perguruan tinggi akan terus terjebak mengejar pemeringkatan berbasis indikator lembaga global, atau benar-benar berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran dan lulusan yang berdaya saing internasional.

Dalam forum yang dihadiri pimpinan berbagai universitas negeri dari seluruh Indonesia itu, UM menegaskan pentingnya penguasaan bahasa internasional sebagai bagian dari kualitas lulusan. “Kami introspeksi. Bagaimana bisa menghasilkan alumni berstandar global jika mereka tidak menguasai bahasa internasional?” katanya.

2

UM kini tengah menyiapkan kelas internasional di berbagai program studi, baik S1, S2, maupun S3, dengan model pembelajaran yang menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin. Langkah ini, menurutnya, merupakan bagian dari strategi untuk membuka peluang lulusan melanjutkan studi atau bekerja di luar negeri. “Kampus kelas dunia tidak cukup hanya dengan publikasi. Ukuran sebenarnya adalah ketika alumninya bisa diterima dan berkiprah di berbagai belahan dunia,” ujarnya.

Forum juga menyoroti arah riset perguruan tinggi yang kini dituntut menghasilkan inovasi berbasis industri. Rektor UM menekankan perlunya keseimbangan antara riset teknologi dan riset sosial-humaniora. “Riset sosial-humaniora tidak bisa diukur dari nilai ekonominya saja. Dampaknya sering kali strategis untuk kebijakan publik dan pembangunan manusia,” jelas Prof Hariyono.

Ke depan, UM berencana memperluas kolaborasi tidak hanya dengan industri, tetapi juga dengan media. “Banyak hasil riset kampus yang tidak diketahui publik karena tidak diberitakan. Dunia pers punya peran penting agar riset akademik bisa berdampak luas,” tambahnya.

Baca Juga : Ramalan Zodiak 10 Oktober 2025: Libra hingga Pisces, Waktu untuk Keseimbangan dan Keputusan Bijak

Terakhir, pihaknya menegaskan bahwa tujuan utama dari semua transformasi ini adalah mencetak lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, memiliki karakter tangguh, serta growth mindset untuk terus berkembang. “Kami ingin lulusan yang siap bersaing, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di kancah global,” pungkasnya.

Sementara itu, forum refleksi ini dihadiri pimpinan berbagai PTN dari seluruh Indonesia, termasuk Universitas Sumatera Utara, Universitas Cenderawasih, dan Universitas Negeri Semarang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Surabaya dan PTN lainnya. Para peserta sepakat untuk memperkuat sinergi dalam membangun perguruan tinggi Indonesia yang benar-benar berkelas dunia, bukan hanya di atas kertas, tapi dalam kualitas dan dampak nyatanya.


Topik

Pendidikan UM PTN Refleksi Permendikbudristek Nomor 39



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni