Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Pemerintahan AS Alami Shutdown, Apa Dampaknya bagi Penerbangan dan Wisata?

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

02 - Oct - 2025, 15:17

Placeholder
Gedung Putih Amerika Serikat, ilustrasi pemerintahnya yang alami shutdown. (Foto: X)

JATIMTIMES - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump resmi mengalami shutdown mulai Rabu (1/10/2025) dini hari waktu setempat. Penutupan sebagian operasional pemerintah ini terjadi setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran untuk tahun fiskal baru. Kondisi ini menjadi shutdown pertama sejak 2018.

Dilansir laporan BBC dan ABC News, kebuntuan politik antara Partai Republik dan Demokrat terkait anggaran serta pendanaan layanan kesehatan membuat kompromi di akhir September gagal tercapai. Alhasil, pemerintahan kehabisan dana dan terpaksa menutup sebagian aktivitasnya. 

Baca Juga : Pipanisasi Air Bersih ke Warga Lebakharjo Turut Jadi Prioritas TMMD Kodim Malang-Batu

Shutdown kali ini bahkan diperkirakan bisa berlangsung lebih lama dibanding sebelumnya. Lantas apa dampaknya bagi penerbangan dan wisata baik ke maupun dari AS? 

Meski shutdown berlangsung, pesawat di AS tetap akan terbang. Namun, sektor penerbangan diprediksi menghadapi tekanan besar. Artinya, penumpang bisa saja mengalami penundaan hingga pembatalan penerbangan.

Para pengatur lalu lintas udara (air traffic controllers) dan pegawai keamanan bandara dari Transportation Security Administration (TSA) masih diwajibkan bekerja karena masuk kategori pekerja esensial. Bedanya, mereka harus tetap masuk tanpa menerima gaji.

Departemen Perhubungan AS menyebut lebih dari 13.000 pengatur lalu lintas udara akan terus bekerja tanpa bayaran selama shutdown. Namun, kekurangan staf bisa memperpanjang antrean di bandara hingga memicu keterlambatan.

Shutdown juga berpotensi menghambat rencana pemerintah memperkuat sistem pengendalian lalu lintas udara. Proses pelatihan lebih dari 2.000 pegawai baru yang sudah direkrut FAA tahun ini hampir pasti tertunda.

Bagi penumpang kereta, kabar baik datang dari Amtrak. Operator kereta api itu memastikan perjalanan tetap berjalan normal. "Siapapun yang bepergian di Northeast Corridor maupun lintas negara bisa tenang, Amtrak akan tetap beroperasi," ujar juru bicara Amtrak, Beth K. Toll, dikutip CNN, Kamis (2/10/2025). 

Dampak besar juga dirasakan sektor pariwisata, khususnya taman nasional. Shutdown bisa membuat ratusan taman nasional ditutup, termasuk Grand Canyon di Arizona yang pada 2024 dikunjungi 4,9 juta wisatawan.

Liliana Soto, juru bicara Gubernur Arizona Katie Hobbs, menegaskan bahwa pemerintah negara bagian tak sanggup terus menanggung biaya operasional taman nasional. "Wajib pajak Arizona tidak dapat dan tidak boleh terus menanggung biaya politisi disfungsional di Washington, D.C." ujarnya kepada CNN.

Menurut National Parks Conservation Association (NPCA), ada 433 lokasi taman nasional yang bisa terdampak shutdown. Jika ditutup, akses wisatawan akan dibatasi dan tidak ada layanan pengunjung yang tersedia. Hal ini bisa memukul ekonomi lokal yang bergantung pada wisatawan taman nasional.

Presiden NPCA, Theresa Pierno, menilai risikonya kali ini jauh lebih tinggi. “Taman nasional kita sudah dalam krisis. Penutupan akan meliburkan ribuan staf, menguras jutaan pendapatan, membahayakan sumber daya bersejarah, dan mengubah rencana untuk pengunjung yang tak terhitung jumlahnya,” katanya.

Baca Juga : Trump Ultimatum Hamas: Terima Rencana Perdamaian Gaza atau Hadapi Konsekuensi Berat

Selain taman nasional, shutdown juga mengancam sejumlah museum populer di AS. Smithsonian Institution yang mengelola 21 museum dan Kebun Binatang Nasional menyebut masih bisa buka hingga 6 Oktober menggunakan anggaran tahun sebelumnya.

Namun, ikon wisata seperti Patung Liberty yang berstatus taman nasional bisa saja ditutup jika shutdown berlanjut. National Park Service meminta wisatawan rutin mengecek situs resminya untuk informasi terkini.

Berbeda dengan sektor pariwisata, layanan paspor dan visa dipastikan tetap berjalan. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, operasi konsuler baik di dalam negeri maupun luar negeri akan tetap buka. "Ini termasuk paspor, visa, dan membantu warga negara AS di luar negeri," ujarnya.

Hal ini karena pendanaan konsuler tidak sepenuhnya bergantung pada anggaran tahunan, sehingga masyarakat yang membutuhkan layanan tetap bisa mengaksesnya.

Shutdown terjadi di tengah kondisi industri perjalanan yang masih goyah. Banyak operator tur dan pekerja sektor perhotelan sedang berjuang menghadapi penurunan jumlah wisatawan, termasuk dari Kanada, yang menolak berkunjung selama Trump masih menjabat.

Jika shutdown berlangsung lama, potensi kerugian dari sektor pariwisata disebut bisa sangat besar. Dampaknya bukan hanya bagi wisatawan domestik, tapi juga wisatawan mancanegara yang datang ke AS.

Dengan kondisi ini, traveler yang berencana ke Amerika Serikat dalam waktu dekat sebaiknya terus memantau perkembangan terbaru, terutama terkait jadwal penerbangan, status taman nasional, hingga operasional destinasi wisata populer. Semoga informasi ini membantu.


Topik

Internasional amerika serikat donald trump shutdown wisata penerbangan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana