JATIMTIMES - Debat pamungkas Pilkada Kota Blitar 2024 berlangsung meriah dan penuh antusiasme di Gedung Kesenian Aryo Blitar pada 13 November 2024. Dalam sesi terakhir yang unik karena menggunakan bahasa Jawa, kedua pasangan calon memaparkan visi dan strategi mereka untuk mengatasi berbagai persoalan daerah, termasuk isu ketimpangan ekonomi.
Pasangan H. Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba, atau dikenal sebagai Mas Ibin-Mbak Elim, menjawab dengan lugas pertanyaan tentang upaya meningkatkan pemerataan pendapatan di Kota Blitar. Mereka mengusung pendekatan strategis yang menyasar berbagai aspek seperti pendidikan, lapangan kerja, dan subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Baca Juga : Mancing Mania Bersama Mas Ghoni: Kampanye Berbasis Kebersamaan dan Ekonomi Desa
Mas Ibin menggarisbawahi bahwa indeks Gini Kota Blitar yang masih berada di angka 0,397 menunjukkan ketimpangan yang cukup tinggi. Ia menyebut mayoritas penduduk Kota Blitar memiliki pendapatan di bawah Rp3 juta per bulan, bahkan banyak yang berada di bawah Rp2 juta. Hal ini mencerminkan sempitnya peluang ekonomi di kota tersebut.
“Ketimpangan pendapatan ini erat kaitannya dengan kurangnya lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, salah satu fokus utama kami adalah menciptakan pusat-pusat ekonomi baru untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujar Mas Ibin dalam sesi debat.
Ia menambahkan bahwa jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) dari program seperti BPNT dan PKH di Kota Blitar mencapai sekitar 17 ribu kepala keluarga, atau hampir sepertiga dari total penduduk. Angka ini mencerminkan tingkat kesejahteraan yang masih rendah di masyarakat.
Mbak Elim menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalur utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Salah satu langkah paling masuk akal saat ini adalah memperkuat pendidikan gratis hingga jenjang sarjana. Dengan pendidikan yang berkualitas, generasi muda dapat memiliki peluang lebih besar untuk meraih pekerjaan yang layak,” ungkapnya.
Selain itu, pasangan ini berencana menciptakan program pelatihan kerja dan inkubasi bisnis yang terintegrasi dengan pusat-pusat ekonomi kreatif. “Kami juga akan membangun pasar ekonomi kreatif, pusat kuliner, dan pusat industri kecil yang dapat menyerap tenaga kerja lokal,” tambah Elim.
Mas Ibin menjelaskan bahwa selain pendidikan, strategi mereka mencakup perluasan lapangan kerja dan peningkatan subsidi untuk kelompok masyarakat rentan. “Subsidi seperti BPNT dan PKH akan tetap kami lanjutkan, bahkan diperbesar. Kami ingin mendorong masyarakat kelas bawah naik ke kelas menengah, sekaligus membuka peluang pekerjaan baru untuk mereka yang menganggur,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa subsidi harus tepat sasaran, khususnya bagi warga lanjut usia yang tidak lagi produktif. Sementara itu, untuk usia menengah, fokusnya adalah menyediakan lapangan kerja yang memadai agar masyarakat dapat hidup mandiri dan sejahtera.
Salah satu program unggulan pasangan Ibin-Elim adalah pembangunan pusat ekonomi di setiap kecamatan. Mereka berkomitmen untuk menjadikan sektor ekonomi kreatif dan kuliner sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi Kota Blitar.
“Kami yakin, dengan membangun pusat-pusat ekonomi baru, warga Kota Blitar akan memiliki akses lebih luas terhadap pekerjaan. Ini juga akan mendorong pemerataan pendapatan di setiap wilayah,” ujar Elim.
Baca Juga : Kapan Hari Guru Nasional 2024? Ini Tanggal Peringatannya
Pasangan ini juga menyampaikan bahwa mereka akan melibatkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk UMKM, untuk memastikan bahwa manfaat dari program ini dirasakan oleh semua kalangan.
Pasangan Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro juga mengakui pentingnya pemerataan ekonomi. Mereka menekankan perlunya kolaborasi antarinstansi pemerintah untuk mengatasi kesenjangan ekonomi.
“Pemerintah wajib memastikan kebutuhan dasar masyarakat, termasuk sandang, pangan, dan papan, terpenuhi. Kami akan membangun sektor-sektor ekonomi di setiap kecamatan agar tidak ada lagi wilayah yang tertinggal,” ujar Bayu.
Namun, pasangan Ibin-Elim menegaskan bahwa pendekatan mereka lebih holistik. “Tanggung jawab pemerintah adalah memastikan semua warga, dari usia muda hingga tua, memiliki peluang yang sama untuk sejahtera. Ini bukan hanya soal membangun sektor ekonomi, tapi juga memberikan pendidikan dan subsidi yang tepat,” tutup Mas Ibin.
Debat ini memberikan gambaran jelas tentang prioritas masing-masing pasangan calon dalam mengatasi ketimpangan ekonomi. Mas Ibin-Mbak Elim berkomitmen untuk menciptakan Kota Blitar yang lebih inklusif melalui program pendidikan, lapangan kerja, dan subsidi yang terarah.
Dengan visi yang jelas, pasangan ini berharap dapat membawa Kota Blitar ke arah yang lebih sejahtera dan berkeadilan, menjadikan kota ini sebagai model pemerataan ekonomi di Indonesia.