Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Serba Serbi

Fakta dan Mitos Pantangan Malam Satu Suro

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

05 - Jul - 2024, 07:51

Placeholder
Ilustrasi malam satu suro yang dianggap sakral. (Foto: iStock)

JATIMTIMES - Malam Satu Suro memiliki makna spiritual yang tinggi dan penuh dengan tradisi bagi masyarakat Jawa. Tahun ini, 1 Suro atau 1 Muharram 1446 jatuh pada Senin, 8 Juli 2024. Sehingga malam satu Suro jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024 setelah magrib. 

Bulan Suro sendiri sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan pantangan yang terkadang sulit dijelaskan secara logis. Namun, benarkah semua itu?

Baca Juga : Benarkah Tidak Boleh Menikah di Bulan Muharram? Cek Faktanya

Prapto Yuwono, Dosen Sejarah dan Kebudayaan Jawa dari FIB UI, menjelaskan bahwa Malam Satu Suro sebenarnya adalah waktu untuk introspeksi dan kontemplasi yang disucikan, bukan waktu yang penuh dengan kesialan. 

"Kita lihat misalnya peringatan satu suro, orang akan bertapa, menyendiri, berdoa di tempat-tempat yang sunyi. Jadi tidak boleh ada keriangan di situ," jelas Prapto dalam sebuah wawancara di YouTube Trans7official.

Meski ada stigma bahwa Satu Suro membawa nasib buruk, bagi masyarakat Jawa yang memahami tradisi ini, Malam Satu Suro adalah malam yang sakral dan penuh dengan spiritualitas. Perayaan ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur serta upaya untuk mendapatkan perlindungan dan keselamatan.

"Orang Jawa tadi ketika laku prihatin itu orang yang masih hidup ingin menyampaikan suatu koneksi dengan mereka menunjukkan bahwa kami masih menjalankan ritual itu demi keselamatan agar mereka (leluhur) melindungi," ungkap Prapto.

Lebih lanjut, Prapto menegaskan stigma negatif terhadap bulan Suro adalah salah kaprah. Justru bagi masyarakat Jawa yang memahami, Malam Satu Suro adalah waktu yang sakral dan disucikan.

"Anggapan ini mungkin terjadi karena malam Satu Suro dianggap penting dan disucikan untuk kontemplasi. Oleh karena itu, jika tujuan-tujuan baik tadi disalahartikan, bisa saja sering terjadi kesialan," jelasnya.

Istilah Suro sebenarnya berasal dari bahasa Arab, 'asyaro atau 'asyroh' yang berarti "hari kesepuluh". Sejatinya Suro ini adalah hari kesepuluh dalam bulan Muharram. Atau biasanya diperingati dengan menjalankan puasa Asyuro. 

Lantas berikut ini beberapa pantangan yang diyakini masyarakat terkait Malam Satu Suro:

1. Dilarang Menggelar Pesta Pernikahan

Tidak disarankan untuk menikah pada bulan Muharram atau Suro karena diyakini dapat membawa malapetaka. Menurut Serat Chentini, menikah di bulan Muharram bisa menyebabkan pasangan memiliki banyak utang. Oleh karena itu, banyak orang menghindari mengadakan pernikahan di bulan ini.

Budayawan Ahmad Tohari mengaitkan larangan ini dengan tragedi Karbala, di mana Husein bin Ali bin Abi Thalib tewas dalam perang pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriah atau 10 Oktober 680 Masehi. Tragedi ini menambah dimensi kesedihan yang melingkupi bulan Muharram atau Suro. Sehingga dianggap tidak layak untuk perayaan yang meriah.

2. Dilarang Berbicara Kotor

Baca Juga : Jangan Lakukan Ini Saat Anak Tantrum, Dampaknya Bikin Orang Tua Menyesal

Dalam jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dijelaskan bahwa masyarakat Jawa menganggap bulan Suro sebagai bulan yang baik namun penuh bahaya. Pantangan ini meliputi mengontrol ucapan agar hanya berkata hal-hal baik. Doa-doa lebih mudah terwujud di bulan Suro, sehingga dianjurkan untuk lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Dilarang Membuat dan Pindah Rumah

Masyarakat Jawa sangat mempercayai waktu baik dan buruk untuk memulai pekerjaan besar seperti membangun rumah. Salah satu waktu yang dilarang adalah bulan Suro, untuk menjaga keselamatan penghuni rumah dari kesialan.

Prof KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya) dalam videonya di kanal YouTube Al Bahjah TV menjelaskan bahwa dalam Islam tidak ada aturan khusus mengenai waktu yang baik untuk membangun rumah. Semua bulan dianggap baik dan ketentuan tentang hari baik dan buruk hanyalah mitos yang diwariskan turun temurun.

"Semua hari bagus kalau digunakan untuk kebaikan. Kapan hari jelek? hari Anda bermaksiat," jelas Buya Yahya.

4. Dilarang Bepergian Jauh

Hari A Kurniawan, yang dikenal sebagai Om Hao, seorang konten kreator Kisah Tanah Jawa, menyarankan untuk mengurangi bepergian yang tidak perlu, terutama bagi pemilik weton Tulang Wangi. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi gangguan dari makhluk astral yang lebih aktif pada waktu-waktu tertentu.

Selain itu, pada malam hari, terutama jika mengalami insomnia, dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti sembahyang, salat malam tahajud, atau wiridan. Aktivitas spiritual ini dapat membantu menjaga pikiran dan jiwa tetap tenang serta terlindungi.

Dengan memahami lebih dalam tentang tradisi dan kepercayaan yang ada, kita dapat menghargai kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Jawa, serta menghindari salah kaprah mengenai mitos yang berkembang.


Topik

Serba Serbi larangan satu suro mitos satu suro



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri