JATIMTIMES - Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah produsen gula pasir tertinggi di tingkat nasional, termasuk di Jawa Timur (Jatim). Bahkan, saat ini stok gula pasir di Kabupaten Malang surplus hingga 221,2 ribu ton.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang Mahila Surya Dewi, saat ditemui JatimTIMES disela peninjauan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke Pabrik Gula Krebet Baru pada Kamis (4/7/2024).
Baca Juga : Disambati Petani Soal Pupuk Subsidi, Pj Wali Kota Malang: Akan Kita Laporkan
"Insyaa Allah stok gula di Kabupaten Malang hingga akhir tahun (2024) masih aman," tutur pejabat publik yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang ini.
Dijelaskan Mahila, dalam periode Januari hingga Juni 2024, stok gula pasir di Kabupaten Malang mencapai 226.042,44 ton. "Stok gula masih mencukupi kebutuhan di Kabupaten Malang, bahkan surplus," tuturnya.
Sementara itu, kebutuhan gula pasir di Kabupaten Malang sebanyak 4.757,99 ton. Artinya mengalami surplus hingga 221,2 ribu ton. "Kondisi gula di Kabupaten Malang surplus 221.284,45 ton," imbuhnya.
Mahila menyebut, Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah penghasil gula pasir tertinggi di tingkat nasional. Maka, tidak heran jika hampir setiap tahun stok gula di Kabupaten Malang selalu mengalami surplus.
"Kita (Kabupaten Malang) inikan termasuk salah satu produksi gula terbesar se-Jatim," imbuhnya.
Baca Juga : Kurun Waktu 4 Bulan, 238 Ha Lahan di Kota Batu Ditanami Cabai untuk Cegah Inflasi
Stok gula yang surplus tersebut, disampaikan Mahila, didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah wilayah di luar Kabupaten Malang. "Dipasok ke luar, masih termasuk di wilayah Jawa Timur, karena kita (salah satu daerah produsen gula) yang terbaik," imbuhnya.
Di sisi lain, diterangkan Mahila, tingkat konsumsi gula di Kabupaten Malang mencapai 7,9 kilogram. "Konsumsi gula itu 7,9 kilogram/kapita/tahun," pungkasnya.