JATIMTIMES - Blangkon, keris, sorjan, sabuk dan timang adalah pakaian taqwa ala orang Jawa. Hal itu disampaikan salah satu ustaz di Indonesia, Ustaz Salim A Filah.
Dalam pernyataannya disebutkan jika tinggal di Arab, muslim yang baik itu pakai sorban. Lantas jika di Jawa, Ustaz Salim menyebutkan bahwa Blangkon, keris, sorjan, sabuk dan timang adalah sorban ala jawa.
Baca Juga : Lebaran, Waktunya Mendidik Anak tentang Hal-Hal Penting Ini
"Sultan Agung itu pakai sorban, lama-kelamaan beliau merasa sorban lek nganggo kesuwen e, nah piye carane ben cepet nek nganggo, maka diplepet, dijadikan sebagai yang siap pakai namanya blangkon," kata Ustaz Salim, dikutip dari TikTok @ariefsiswobudoyo, Selasa (11/4/2023).
Jika memesan blangkon Yogyakarta, kata Ustaz Salim plepetannya jika dihitung jumlahnya selalu ada 17. Karena blangkon yang benar versi Jogja ada tiga, yakni Senopaten (buntut belakangnya diplepet), Mangkubumen (pakai koncer panjang bagian belakang) dan Kaping Wallon (kupu tarung bagian belakangnya).
"Kenapa plepetan itu 17? Ternyata jumlah rakaat salat sehari semalam adalah 17. Makanya beliau menggunakan apa yang disebut sebagai ageman rasukan taqwa," kata ustaz Salim.
Lebih lanjut Ustaz Salim menjelaskan pakaian taqwa itu rumusnya ada beberapa hal. Pertama, keris bahasa jawanya duwung atau curiga artinya waspada atau hati-hati.
"Karena itu makna taqwa. Amirul mukminin pernah ngga lewat satu tempat banyak durinya, banyak onaknya, banyak jebakannya, cahayanya remang-remang? Pernah, yang dilakukan amirul mukminin menjawab dengan 'aku hati-hati'. Nah itu taqwa. Jadi taqwa itu makna pertamanya hati-hati, simbolnya keris, jadi itu pakaian taqwa bukan pakaian dukun," jelas ustaz Salim.
Pakaian taqwa yang kedua, menurut ustaz Salim adalah bebet. Kenapa disebut bebet, karena untuk membabat perut dan bawah perut harus ada yang dibebet. Jika tidak dibebet akan liar.
Baca Juga : Nyari Buah Tangan di Indramayu? Datang Saja ke Toko Oleh-Oleh Ini
"Maka harus diberi bebet, dimana membebet itu dimaksudkan untuk membebet syahwat. Supaya kencang, dikasih stagen. Stagennya dikasih sabuk, nama sabuknya kamus timang. Kenapa kamus timang? Karena mengikat taqwa itu dengan ilmu bahasa, makanya namanya kamus. Sedangkan timang dimaksudkan 'carilah ilmu dari timangan sampai ke liang lahat'," jelas ustaz Salim.
Sedangkan di bagian atas, kata ustaz Salim, baju taqwa adalah memakai baju dengan nama Sorjan. Sorjan dari kata "Sirojan Muniro" yang artinya jadilah pelita yang bercahaya.
"Yakni menjadi teladan bagi orang lain, siang maupun malam," tutup Ustaz Salim.