Pembangunan Pasar Kanigoro di Kabupaten Blitar yang ditargetkan selesai akhir tahun 2018 terpaksa molor. Pemkab Blitar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) memberikan waktu tambahan kepada rekanan untuk menyelesaikan pasar itu pada awal tahun depan.
Kepala Disperindag Pemkab Blitar, Puguh Imam Susanto, mengakui pembangunan Pasar Kanigoro tidak sesuai dengan harapan. Faktor teknis dan cuaca menjadi penyebab tidak tepat waktu pengerjaan pembangunan pasar di pusat pemerintahan Kabupaten Blitar itu.
“Pembangunannya molor, sampai saat ini baru 50 persen dan akan tetap dilanjutkan. Namun demikian hikmahnya juga ada, Bapak Bupati berkehendak Pasar Kanigoro diresmikan bila sudah komplit. Seperti ada pagar,dipaving dan ada hydrant. Sehingga bila nanti pedagang dipindahkan seluruhnya sudah ready,” jelas Puguh Imam Susanto ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/12/2018).
Dikatakan, selain faktor cuaca, penyebab molornya pembangunan Pasar Kanigoro adalah molornya penetapan PAK APBD 2018. Hal tersebut menjadi penyebab molornya proses lelang dan pengerjaan pembangunan pasar yang terletak di Jalan Manukwari, Kelurahan Satriyan itu.
“Kita sudah mendorong konsultan perencana dan konsultan pengawas untuk menambah pekerja. Oleh pelaksana sudah dilaksanakan dan setiap hari mereka lembur. Jadi hari Minggu pun juga tidak libur,” tambah dia.
Dengan molornya waktu pengerjaan ini Disperindag memasang target baru. Rencananya Pasar Kanigoro akan selesai dikerjakan dan diresmikan pertengahan Tahun 2019.
“Kita harapkan, karena ini juga simultan dengan program Dinas Lingkungan Hidup yakni pembuatan taman hijau. Kekurangan yang ada untuk kelengkapan Pasar Kanigoro seperti pagar, paving, dan lainnya akan kita lelangkan di awal tahun 2019. sehingga harapannya pertengahan tahun 2019 pedagang sudah kita pindahkan dari pasar lama,” katanya.
Lanjut Puguh menegaskan, terkait kios di Pasar Kanigoro tidak diperjualbelikan. Kios akan ditempati pedagang dari Pasar Kanigoro lama. Selain itu kata dia, Disperindag akan bekerjasama dengan CSR Bank Jatim untuk memoles pasar Kanigoro.
“Rencananya nanti akan kita buat seperti Pasar Oro Oro Dowo Malang. Ada trolly untuk pembeli. Kemudian itu ada seragam. Guna mewujudkan itu kami lakukan pendekatan dengan Bank Jatim,” pungkasnya.
Sebelumnya Kabid Pasar Disperindag Pemkab Blitar, Wita Tri Wardhani, Disperindag menginginkan Pasar Kanigoro menjadi pasar berstandar nasional Indonesia (SNI). Guna mewujdukan target tersebut telah digagas beberapa program. Diantaranya mengajak pedagang Pasar Kanigoro melakukan studi banding ke Pasar Oro-Oro Dowo di Kecamatan Klojen, Kota Malang. Pasar Oro-Oro Dowo adalah pasar ber SNI paling bersih di Bumi Arema. Sehingga pasar ini nyaman untuk dikunjungi oleh para pengunjung termasuk turis mancanegara.
“Tujuan kunjungan kerja adalah untuk mengetahui pengelolaan pasar yang ber SNI. Dan bagaimana cara memberikan pelayana prima kepada pengunjung. Harapan kita dengan pelayanan prima pengunjung pasar tradisional di Blitar khususnya Pasar Kanigoro akan menarik bagi pengunjung. Karena kita akui selama ini pasar tradisional bersaing dengan pasar modern baik dari segi pelayanan ataupun dari mutu barang,” terangnya.
Pasar Kanigoro dibangun di atas lapangan Kelurahan Satriyan yang memiliki luas 19.913 m2. Hari ini mulai dibangun dengan anggaran sebesar Rp 5,8 Milyar yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Blitar Tahun 2018.
Pasar baru di Satriyan ini akan menggantikan pasar lama yang berada di Kelurahan Kanigoro. Lokasi pasar lama yang berada di tengah kota nantinya akan diubah menjadi Taman Terbuka Hijau oleh Pemkab Blitar.(*)