Kemendikdasmen Dorong Guru SMK Naik Kelas

Editor

A Yahya

10 - Dec - 2025, 01:48

Program Kredensial Mikro Guru SMK Tingkat Nasional yang berlangsung 10-12 Desember 2025 di Malang (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Di tengah derasnya perubahan teknologi dan tekanan industri yang makin tak kenal ampun, guru SMK hari ini memikul beban yang tidak ringan: kompetensi mereka harus terbukti secara nyata, bukan tinggal klaim administratif di atas kertas. Keresahan itulah yang terasa kuat dalam Program Kredensial Mikro Guru SMK Tingkat Nasional yang berlangsung 10-12 Desember 2025 di Malang, sebuah langkah yang didorong pemerintah untuk memastikan kualitas guru vokasi benar-benar naik kelas.

Program di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di bawah (PKPLK) Kemendikdasmen itu menggandeng RRCons Indonesia sebagai pelaksana teknis. Tujuannya jelas: memaksa ekosistem vokasi bergerak lebih cepat, memastikan guru-guru punya kemampuan yang relevan dengan kebutuhan industri, bukan semata hadir dalam diklat, foto-foto, lalu kembali ke sekolah tanpa perubahan konkret.

2

Master Asesor sekaligus Master Trainer Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Rahmat Farikh, M.Pd., mengingatkan bahwa pelatihan ini bukan ajang mencari sertifikat pelatihan belaka. Ada konsekuensi yang harus dibuktikan. “Pelatihan hanya memberi kita sertifikat pelatihan, tetapi harus ada proses untuk menunjukkan kompetensi. Di hari ketiga nanti, peserta diuji untuk memastikan mereka benar-benar punya kemampuan di bidang masing-masing,” tegas Rahmat saat diwawancarai.

Baca Juga : Mahasiswa UIN Malang Raih Bronze Prize SIIF 2025 Lewat Inovasi Aplikasi UBORO

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini mencakup tiga skema: Digital Marketing, Kewirausahaan Industri Level 4, dan Petugas K3. Dua hari pertama dipakai untuk pendalaman materi, sedangkan hari ketiga diarahkan untuk uji kompetensi di bawah standar BNSP. “Outputnya nanti memastikan peserta punya kompetensi yang memberi manfaat bagi dirinya, bagi peserta didik, dan bagi sekolah,” lanjutnya. Ia menambahkan bahwa para guru yang hadir merupakan hasil seleksi ketat Direktorat SMK. “Mereka peserta terpilih dari berbagai daerah. Total nasionalnya bisa lebih dari 100 peserta,” ujarnya.

Salah satu peserta, Andi Musafir Ammar dari SMKN 3 Bone, Sulawesi Selatan, bercerita bahwa proses seleksi tidak instan. Ada berkas yang harus disiapkan, termasuk esai berisi alasan dan kesiapan mengikuti skema pelatihan tertentu. “Saya ikut skema kewirausahaan. Latar belakang saya S2 Manajemen, dan di sekolah saya mengampu mata pelajaran proyek. Dalam proyek, pasti ada nilai jualnya. Sertifikasi profesi ini sangat penting, termasuk untuk pengembangan teaching factory di sekolah,” jelasnya.

1

Ia menegaskan bahwa sertifikasi kompetensi bukan hanya menaikkan kredibilitas guru, tetapi juga berpengaruh langsung pada kualitas lulusan. “Harapan besarnya pada output siswa. Lulusan SMK nanti bisa keluar dengan skill yang mumpuni dan diterima dunia kerja,” tambah Andi.

Pelatihan di Malang sendiri mempertemukan guru-guru dari Riau, Sumatera Utara, Lampung, Blora, Klaten, Yogyakarta, Brebes, Semarang, Tasikmalaya, Karawang, hingga Sulawesi Selatan dan Malang Raya, sebuah bukti bahwa pemerataan akses peningkatan kompetensi memang sedang diupayakan serius.

Di sisi lain, RRCons Indonesia sebagai mitra pelaksana berperan memastikan seluruh rangkaian berjalan sesuai standar industri. Founder PT Anggraeni Production House sekaligus RRCons Indonesia, Rita Anggraeni Rahayu, M.A.B., menguraikan detail fasilitas dan sertifikasi yang diterima peserta. “Kita memfasilitasi 20 peserta terpilih dari seluruh Indonesia. Mereka sudah melalui proses seleksi yang berat. Ada peserta dari Blora, Klaten, Brebes, Makassar, Lampung, Riau, Tasik, Karawang, Malang, sampai Surabaya,” katanya.

Baca Juga : Dua Tahap Seleksi Rampung, 271 Mahasiswa Lolos Jadi Penerima Program Seribu Sarjana Pemkot Batu Tahun Ini

Rita menjelaskan bahwa seluruh peserta mendapatkan penginapan tiga malam, transportasi lokal, konsumsi penuh, modul pembelajaran, hingga dua jenis sertifikat berbeda. Sertifikat pertama adalah sertifikat diklat yang menunjukkan peserta mengikuti seluruh rangkaian pelatihan. Sertifikat kedua, yang nilainya jauh lebih tinggi, adalah sertifikat kompetensi dari BNSP bagi peserta yang lulus uji.

“Kami menghadirkan asesor yang sudah terlisensi BNSP. Sertifikat kompetensi ini bukan sekadar kertas: ini bukti bahwa mereka benar-benar lolos uji standar industri. Guru yang memiliki sertifikat BNSP pasti punya grade berbeda dibanding yang belum bersertifikasi,” tegas Rita.

Ia menambahkan bahwa sertifikat kompetensi BNSP dapat dipakai guru untuk pengembangan karier, penguatan teaching factory, hingga menjadi bukti sahih saat sekolah membangun kerja sama dengan industri. “Ini juga menambah value mereka sebagai guru,” ucapnya.

Program Kredensial Mikro ini memperlihatkan bahwa reformasi pendidikan vokasi tak bisa lagi berjalan lambat. Guru SMK dituntut tidak hanya mengajar, tetapi menjadi agen perubahan, membuktikan kemampuan mereka melalui asesmen yang terstandar nasional. Pelatihan di Malang menjadi salah satu titik kecil dari kerja besar untuk memastikan lulusan SMK memiliki keterampilan yang relevan dan diakui industri.