Dishub Jatim Klarifikasi Penolakan Bus TransJatim di Malang, Janji Prioritaskan Sopir Angkot Lokal

25 - Sep - 2025, 06:44

Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Jatim Ainur Rofiq.

JATIMTIMES - Rencana pembukaan koridor bus TransJatim di Malang Raya memunculkan penolakan dari sejumlah pihak, terutama sopir angkot. Penolakan tersebut bahkan sudah masuk ke meja Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Jatim, Ainur Rofiq, menjelaskan bahwa koridor TransJatim di Malang Raya akan mencakup tiga daerah, yaitu Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Baca Juga : Genjot PAD Harus dengan Cara Sehat, DPRD Jatim: Negara Tidak Boleh Berbisnis dengan Rakyat

Menurutnya, Dishub Jatim memang belum melakukan sosialisasi secara masif ke seluruh sopir angkot maupun pelaku usaha angkutan. Proses sosialisasi dilakukan bertahap di masing-masing wilayah.

"Di tiga wilayah ini, secara bertahap kita selesaikan (sosialisasi) rutenya. Yang sudah kita mitigasi di Kota Batu. Alhamdulillah Kota Batu sudah terbuka, sudah oke, jalurnya sudah oke, kita sudah ada kesepakatan dengan sopir angkot di Batu," ungkap Ainur Rofiq, Kamis (25/9/2025).

Ia memastikan bahwa kehadiran TransJatim di Kota Batu tidak akan mengganggu layanan angkutan yang sudah ada. Namun, penolakan masih ditemui di Kota Malang.

"Sosialisasi kita memang belum bergeser dari Batu, nah karena infonya di Kota Malang ada penolakan, setelah dari Batu baru kita langsung ke Kota Malang. Karena ini ramai, kita sudah ketemu sama Ketua Organda, terus ketua paguyuban-paguyuban yang ada di Kota Malang," jelasnya.

Dari pertemuan tersebut, Rofiq menegaskan sebenarnya tidak ada penolakan total dari sopir angkot. Hanya saja, para sopir menaruh harapan agar janji pemerintah daerah untuk menghadirkan layanan feeder segera direalisasikan.

"Intinya mereka itu sangat support, sangat support sekali. Harapan mereka itu memang ada sih, dulu pernah dijanjikan Pak Wali Kota untuk dijadikan feeder, ada feeder, tapi sampai saat ini belum ada, belum realisasi feeder itu," paparnya.

Menurut Rofiq, jika feeder benar-benar diwujudkan oleh Pemkot Malang, para sopir angkot juga akan mendapatkan keuntungan. Mereka tetap bisa melayani rute-rute yang berdekatan dengan koridor TransJatim.

Baca Juga : Deputi Pelayanan Publik Kementerian PAN RB Evaluasi MPP Among Warga Kota Batu: Masih Butuh Tambah Layanan

"Nah itulah kenapa mereka itu ya kasarannya kayak menolak. Padahal itu mereka kepinginnya wali kota bisa berperan untuk menghadirkan feeder di Kota Malang untuk angkutan yang terintegrasi dengan TransJatim," tandasnya.

Lebih jauh, Dishub Jatim memastikan bahwa koridor TransJatim Malang Raya tetap ditargetkan beroperasi pada November 2025. Saat ini, pihaknya fokus mempercepat sosialisasi dan finalisasi jalur operasional.

Selain itu, Rofiq menegaskan bahwa sopir angkot di Malang Raya akan diprioritaskan menjadi pengemudi TransJatim. Hal ini agar layanan baru tersebut tetap memberi manfaat bagi pelaku angkutan eksisting.

"Jadi kita sudah komitmen untuk TransJatim, memang nanti driver diambil dari angkutan-angkutan eksisting itu. Semua, itu tidak boleh dari luar, semuanya yang angkut, drivernya itu dari mereka semua. Di situ juga ada bengkel, cuci, operator, nanti mereka bisa kerja sama," pungkasnya.