Petani Tembakau Kelimpungan, Harga Bibit Tembus Rp. 100 Ribu per Seribu Batang

22 - Jul - 2025, 06:18

Petani tampak merawat tanaman tembakau, setelah berulang-kali melakukan penyulaman (Foto: Romzul Fannani/ JatimTIMES

JATIMTIMES - Petani tembakau di Sumenep keluhkan harga bibit yang melambung tinggi, kondisi memprihatinkan ini disebabkan rusaknya tanaman tembakau akibat hujan yang berkepanjangan.

Penelusuran media ini di lapangan, harga bibit tembakau kini tembus Rp 100.000 per-seribu batang. Pernyatan tersebut dilayangkan oleh M. Mahdi salah seorang petani di Desa Jaddung, Kecamatan Pragaan.

Baca Juga : 5 Rekomendasi Tempat Beli Pernak‑Pernik Agustusan di Malang, Biar Meriah dan Hemat!

Kata dia, kondisi ini dipengaruhi karena cuaca yang tidak menentu, yakni kemarau basah yang terjadi pada Juni-Juli.

"Itu banyak tanaman tembakau yang membusuk, sehingga mempengaruhi harga bibit belakangan ini, petani harus melakukan penyulaman berulang-kali," ujarnya, pada Selasa (22/07/2025).

Hal ini berdampak serius pada biaya produksi petani, lanjut Mahdi, karena permintaan bibit meningkat, sementara stok bibit yang tersedia semakin menipis. Akibatnya, lonjakan harga menjadi tajam dari sebelumnya, yakni harga normal sekitar Rp. 30.000 per seribu batang.

Petani tampak kelimpungan dengan harga yang cukup memukul. Mereka terpaksa membeli bibit dengan harga tinggi untuk menyelamatkan hasil panennya.

"Mau tidak mau, ya harus beli. Kalau tidak, kami tidak akan mendapatkan penghasilan," tambahnya.

Mahdi berharap pemerintah terus mengupayakan bantuan bibit tembakau gratis setiap tahunnya, agar meringankan biaya produksi petani.

Disitat dari pekaaksara.com, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Chainur Rasyid menuturkan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan bibit tembakau secara gratis  kepada petani di 15 titik lokasi, melalui pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun ini.

Baca Juga : Jawa Timur Tuntaskan 8.494 Koperasi Merah Putih,  Menjadi Mitra Distribusi dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Rakyat

Dibandingkan penyaluran tahun lalu yang menjangkau 30 titik, tahun ini berkurang akibat anggaran yang terbatas.

Namun, pihaknya berkomitmen untuk memastikan petani mendapatkan bibit unggul dengan harga yang layak.

Tidak hanya itu, Chainur Rasyid juga mengingatkan petani untuk mewaspadai cuaca yang tidak menentu, serta selektif dalam memilih bibit berkualitas agar terhindar dari kerugian.

DKPP juga mengimbau petani untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca dan memilih bibit berkualitas agar tidak merugi.

Kami terus pantau situasi di lapangan,” tegasnya, dilansir dari pekaaksara.com.