MALANGTIMES - Pengawalan Banser atas Sanusi yang resmi berganti baju dari PKB ke PDI Perjuangan, ke kantor banteng moncong putih Kabupaten Malang, terus menggelinding.
Berbagai pernyataan diluncurkan atas hal itu.
Baca Juga : Menkopolhukam Mahfud MD Tegaskan Tak Ada Remisi Bagi Koruptor di Tengah Covid-19
Baik dari Instruktur Banser Nasional Kabupaten Malang, Ketua GP Ansor, Ketua PCNU hingga PDI Perjuangan yang kadernya diperbincangkan cukup panas itu.
Abdul Qodir, Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPC PDI Perjuangan, meminta kepada seluruh pihak untuk jernih melihat persoalan itu.
Baik terkait perpindahan Sanusi dari PKB ke PDI Perjuangan hingga adanya pengawalan Banser atas dirinya.
"Out of context kalau yang diributkan itu (pengawalan Banser, red). Lucu. Tinggalkan sudah cara berpolitik yang menggambarkan suasana hati ambyar," ucap Adeng, sapaan Abdul Qodir menanggapi persoalan ramainya Sanusi dikawal Banser saat datang ke markas PDI Perjuangan.
Baginya, dan tentu masyarakat Kabupaten Malang, persoalannya bukan siapa yang mengawal calon bupati Malang di Pilkada 2020.
"Tapi terpenting masyarakat butuh pemimpin yang mampu membawa manfaat besar. Jadikan pilkada semangat bersama untuk menuju ke sana. Berpolitik dengan hati ambyar, tinggalkan saja," ujarnya.
Dirinya juga menegaskan, perbincangan hangat terkait perpindahan Sanusi pun, diharapkan bisa dilihat secara jernih.
Dimana, perpindahan kader partai politik adalah dinamika dan hal yang wajar terjadi.
Apalagi perpindahan Bupati Malang Sanusi didasarkan pada pilihan sadar.
"Jadi sudahi politik hati ambyar dan segala hal sepele yang tidak perlu dipersoalkan itu," imbuhnya.
Seperti diketahui, polemik pengawalan Banser atas Sanusi mulai ramai saat Mujib Idris yang mengaku sebagai Instruktur Nasional Banser, Kabupaten Malang, menyampaikan kegeramannya atas hal itu ke media.
Baca Juga : Mengharukan, Anies Baswedan Kirimkan 'Surat Cinta' pada Tenaga Kesehatan
Dirinya menyebut, pengawalan Banser saat Sanusi menghadiri agenda politik tersebut sudah melenceng dari marwah lembaga Banser, terutama NU Kabupaten Malang.
”Saya sangat menyayangkan hal itu (Sanusi dikawal Banser), mohon jangan bawa-bawa nama Banser. Kalau pakai uniform (seragam) jangan kawal siapapun calon bupati di Kabupaten Malang," tegasnya yang juga akan berkoordinasi dengan Korwil untuk menjatuhkan sanksi.
Ketua PCNU Kabupaten Malang Umar Usman yang digadang-gadang sebagai nominasi utama yang akan mendapat rekom calon bupati dari PKB, pun menyampaikan reaksinya.
Walau tak secara lugas seperti yang dinyatakan Mujib, PNS Kota Malang ini menyayangkan hal itu terjadi serta berharap tak terulang lagi di kemudian hari.
"Terkait sanksi belum, masih akan kami dalami. Ya, mudah-mudahan tak terulang lagi. Hal itu tetap kurang elok dalam situasi politik seperti ini," ucapnya.