MALANGTIMES - Mengatur keuangan menjadi amat sangat penting di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang. Terutama keuangan rumah tangga agar tetap stabil dan dapur tetap mengepul hingga pandemi ini berakhir.
Pasalnya, pandemi Covid-19 membuat pemerintah menetapkan kebijakan social distancing hingga phyisical distancing yang membatasi aktivitas di luar rumah.
" Beberapa perusahaan bahkan membuat kebijakan agar karyawannya bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Baca Juga : Tips Aman Ambil Uang di Mesin ATM Saat Pandemi Covid-19
Di sisi lain, aktivitas #dirumahaja disebut-sebut telah memunculkan permasalahan baru, yaitu pengeluaran ekstra yang menyebabkan keuangan rumah tangga menjadi tidak teratur. Lalu bagaimana mengaturnya supaya keuangan rumah tangga kembali normal?
Investmen Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana menyebut, tinggal #dirumahaja memunculkan permasalahan baru. Paling utama adalah membengkaknya pengeluaran rumah tangga.
Kebijakan #dirumahaja untuk pelajar dan karyawan pastinya memunculkan pengeluaran ekstra yang meliputi biaya internet (kuota), listrik, makanan (snack dan cemilan), hingga pembelian suplemen (vitamin) yang jumlahnya tidak kecil.
"Mau tidak mau kita harus menyiapkan biaya ekstra, atau mengambil dari pos lain," katanya.
Dalam kondisi ini, menurutnya setiap rumah tangga penting memiliki dana darurat. Terutama untuk menutupi pengeluaran ekstra. Namun kebanyakan rumah tangga dalam praktiknya tak memiliki dana darurat.
Langkah yang bisa dilakukan menurutnya adalah mereview pengeluaran. Di antaranya dengan melihat pos-pos pengeluaran yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra.
Langkah pertama adalah membuat daftar pengeluaran rutin bulanan. Langkah ini untuk mengetahui pos-pos mana yang bisa distop dan alihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra kita.
"Contohnya anggaran transportasi, dan pos gaya hidup seperti nonton bioskop, makan di restoran, liburan, member gym, dan lainnya adalah biaya-biaya yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra. Karena sudah jelas, pos-pos tersebut tidak akan dikeluarkan selama kita menjalani masa #dirumahaja," terangnya.
Langkah ke dua adalah bijak dalam berbelanja dan menahan nafsu belanja. Ketakutan akan berkurangnya pasokan makanan menyebabkan ada segelintir masyarakat yang melakukan panic buying dengan membeli sejumlah kebutuhan pokok.
Baca Juga : Terdampak Covid-19, Ini 5 Upaya Joko Widodo Selamatkan Nasib Karyawan Selama Pandemi
Padahal, lanjutnya, pemerintah sudah memastikan pasokan makanan dan kebutuhan rumah tangga tetap aman. Jangan panik dan disarankan belanja sesuai kebutuhan. Termasuk ketika berbelanja online.
"Kemudahan teknologi, dan terlalu lama tinggal di rumah, membuat orang merasa bosan. Akhirnya banyak juga yang mengalihkan dengan berbelanja online," tambahnya.
Namun hati-hati, hal itu menurutnya justru membuat seseorang menjadi keranjingan berbelanja, dan menambah pengeluaran rumah tangga.
Bijak dalam berbelanja online sangat diperlukan. Sehingga disarankan agar berbelanja sesuai kebutuhan dan manfaatkan diskon yang ditawarkan merchant-merchant online yang banyak bertebaran selama masa #dirumahaja.
Langkah berikutnya adalah tetap berinvestasi. Kondisi saat ini menurutnya cukup menyadarkan betapa pentingnya memiliki dana darurat. Untuk itu, langkah ketiga adalah tetaplah berinvestasi dengan menyesuaikan anggaran rumah tangga untuk menutupi biaya tambahan selama masa #dirumahaja.
"Kita bisa mengurangi sedikit porsi investasi kita. Namun setelah masa penyesuaian berakhir, dan kita sudah bisa menutupi pengeluaran ekstra tersebut, sesuaikan kembali porsi investasi kita. Jika memungkinkan menambah porsi untuk membuat porsi dana darurat yang sebelumnya tidak kita miliki," terangnya.