MALANGTIMES - Perang tagar terkait Gejayan terlihat seru dan ramai di media sosial (medsos) Twitter. Dua tagar yang bertolak belakang itu pun sama-sama diikuti ribuan warganet dan menjadi trending topic, sampai hari ini.
Baca Juga : Draft Sudah Final, Besok Pemkot Malang Ajukan PSBB
Perang tagar Gejayan yang merupakan lokasi sejarah dan monumen perlawanan mahasiswa di era Soeharto, 1998, dipicu dengan adanya upaya pemerintah mengesahkan Omnibus Law. Serta ditentang oleh masyarakat sejak awal pembicaraan dan terus bergulir sampai kini.
#GejayanMemanggilLagi pun bergaung di medsos Twitter dan telah diikuti dengan perbicangan hingga 24 ribu.
@rivanlee menuliskan, "#GejayanMemanggilLagi adalah tanda bahwa negara ini sedang tidak baik-baik saja dan tanda memperbesar kemungkinan bahwa [harus] akan ada aksi lebih besar lagi," cuitnya, Senin (9/3/2020).
"Rapat rakyat parlemen jalanan. Gagalkan omnibuslaw yang membuat hidup rakyat, kerja keras rakyat tidak dihargai oleh pemerintah dan kalangan pentingi politik.#GejayanMemanggilLagi," cuit @viola_areza yang mendukung tagar itu.
Aksi tagar #GejayanMemanggilLagi bergema untuk juga memberi dukungan atas aksi demo menolak Omnibus Law yang digelar oleh berbagai elemen di Jalan Gejayan, Senin (9/3/2020).
Tapi, gema tagar itu pun mendapat tandingannya. Tagar #GejayanGerakanProvokasi juga lahir menjadi tandingan di medsos Twitter.
Tagar ini pun sempat nangkring di urutan trending topic Twitter. Dengan menggaungkan, demo Gejayan menolak Omnibus Law hanya sebagai alat 'politik' kelompok tertentu.
Baca Juga : Hari ke 2 Proses Pencarian Pendaki Hilang karena Kesurupan, Puluhan Personel Dikerahkan
@Apriil68 menuliskan hal itu. "Baca & Pahami yang bener Omnibus Law, jgn asal terima orderan bohir utk tolak kebijakan yg jelas untungkan Tenaga Kerja...#GejayanGerakanProvokasi," cuitnya.
Warganet lain menangkap layar akun @Dandhy_Laksono untuk memperkuat dukungannya atas tagar yang diusung.
"Ini adalah salah satu contoh org yg picik, dia akan mempersulit investor yg artinya membuat pengganguran bertambah dn biar enak di ajak demo. #GejayanGerakanProvokasi," cuit @NaAlia13 dengan menyertakan percakapan antara Dandhy dengan akun lain bila penolakan Omnibus Law gagal. "Mempersulit investasi di lapangan," jawab @Dandhy_Laksono di akun pribadi Twitter-nya.
Warganet lain juga menyayangkan aksi demo Gejayan itu. Serta menyatakan, "Omnibus Law ini bukan kitab suci yg harus diyakini 100% sempurnah. Yg baik perlu didukung, yg tdk baik hrs dikritisi scara bijak, bkn semuanya dtolak. Presiden & DPR terbuka terima masukan, jd knp hrus lewat gerakan provokasi? #GejayanGerakanProvokasi, " tulis @yusuf_dumdum.