Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Guru Besar Ilmu Komputer UIN Malang Singgung Kelemahan Kecerdasan Buatan dalam Dunia Pendidikan

Penulis : Imarotul Izzah - Editor : Nurlayla Ratri

11 - Dec - 2019, 12:46

Guru besar ilmu komputer UIN Malang Prof Dr Suhartono SSi MKom (enam dari kiri) dan Rektor UIN Malang Prof Dr Abd Haris MAg (tujuh dari kiri) berfoto bersama usai acara pengukuhan. (Foto: Imarotul Izzah/MalangTIMES)
Guru besar ilmu komputer UIN Malang Prof Dr Suhartono SSi MKom (enam dari kiri) dan Rektor UIN Malang Prof Dr Abd Haris MAg (tujuh dari kiri) berfoto bersama usai acara pengukuhan. (Foto: Imarotul Izzah/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Saat ini, Indonesia sudah masuk dalam era Industri 4.0 dan teknologi digital yang berbasis pada rekayasa intelegensia dan Internet of Thing adalah tulang punggung pergerakan informasi. Masuknya era ini berdampak pula pada dunia pendidikan di Indonesia.

Baca Juga : Dampak Covid-19, Beasiswa LPDP ke Luar Negeri Ditunda Tahun Depan

Dapat dirasakan, kini telah terjadi pergeseran dalam proses pembelajaran. Tatap muka pada saat proses belajar mengajar tidak menjadi hal yang amat penting. Mahasiswa dapat belajar tanpa harus berhadapan langsung dengan dosen. Konten pembelajaran berbentuk digital di media-media pendidikan pun lebih mempermudah dan meringankan tugas dosen dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan dan juga menjadi pengalaman pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa.

Berbagai proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital pada era Industri 4.0, sudah banyak dilakukan oleh perguruan tinggi. Misalnya pembelajaran berbantuan komputer (computer based learning), pembelajaran jarak jauh (distance learning),  serta pembelajaran elektronik (e-learning).

Walaupun telah banyak digunakan dalam pembelajaran, ada kekurangan dari sistem pembelajaran berbantuan komputer tersebut. Hal ini disampaikan oleh Prof Dr Suhartono SSi MKom dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar ilmu komputer di gedung rektorat lantai 5 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim  (UIN Maliki) Malang, Rabu (11/12/2019).

Suhartono menyampaikan pidato ilmiah dengan judul Tren Pendidikan di Era Industri 4.0: Implementasi Kecerdasan Buatan pada Dunia Pendidikan. "Kekurangan dari sistem pembelajaran berbantuan komputer tersebut adalah pada saat terjadi proses belajar mengajar. Sistem tidak memperhatikan keragaman dari kemampuan mahasiswa (penggunanya) secara individual," ucapnya.

Padahal, lanjut Suhartono, masing-masing mahasiswa memiliki perbedaan dalam kemampuan, daya serap, dan motivasi dalam belajar. "Kondisi itu adalah merupakan suatu kenyataan yang bisa dipungkiri," imbuhnya.

Untuk menyelesaikan kelemahan pada sistem tersebut dan dengan memperhatikan kemampuan mahasiswa dalam melakukan proses belajar mengajar, ia berpendapat bahwa perlu adanya kerangka model bangunan pendidikan baru. "Saya mengusulkan kerangka model pendidikan baru yang disebut dengan sistem pembelajaran cerdas (intelligent tutoring system) atau disingkat ITS," katanya.

ITS adalah sebuah program komputer yang mempunyai kecerdasan buatan dalam melakukan pembelajaran. ITS mencoba meniru karakter manusia dalam mengajar dan memberikan tanya jawab kepada mahasiswa sebagai pengguna.

"ITS dapat menilai kemampuan mahasiswa dan memberikan konten pembelajaran sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai pengguna. ITS mirip sebagai dosen virtual yang berusaha mengadopsi pengajar dalam proses belajar mengajar," paparnya.

Suhartono menjelaskan, ITS merupakan sistem pengajaran berbantuan komputer yang mengandung informasi mengenai karakteristik mahasiswa. Dan sistem berupaya menyesuaikan konten pembelajaran dan strategi pembelajaran mengikuti kesesuaian kemampuan mahasiswa.

Baca Juga : Belajar dari Rumah Lewat TVRI Mulai Hari Ini, Intip Jadwalnya Yuk!

"Tujuan utama ITS adalah untuk melaksanakan kaidah pengajaran secara satu ke satu di antara dosen dengan mahasiswa," tegasnya.

Pada perkembangannya, implementasi ITS pada dunia pendidikan mendapatkan sambutan yang sangat antusias dari berbagai pihak karena beberapa alasan. Di antaranya meningkatkan kemampuan siswa, pemahaman kognitif semakin baik, waktu yang diperlukan oleh mahasiswa untuk memahami konten pembelajaran menjadi lebih singkat, dan tata kelola organisasi universitas lebih fleksibel.

Selain itu, bangunan kurikulum pendidikan lebih fleksibel, sifat pembelajaran adalah melayani mahasiswa, dosen menjadi fleksibel dalam bertransformasi, serta mahasiswa menjadi fleksibel dalam menentukan arah dan level yang cocok saat proses belajar mengajar.

Suhartono berpendapat, pada era industri 4.0, peran pendidikan karakter yang berbasis human centric harus kuat dan terus ditingkatkan.

"Karena karakter, integritas, analisa informasi yang kuat adalah menjadi modal utama agar teknologi digital, smartphone dalam genggaman, dan segala perangkat digital yang diimplementasikan dalam dunia pendidikan bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kemaslahatan umat manusia," tandasnya.

Dikatakannya, perguruan tinggi, orang tua, keluarga, dan pemakai output pendidikan harus bersinergi mengimbangi kemajuan teknologi digital dan dampak implementasi kecerdasan buatan yang memengaruhi pola pikir hingga perilaku generasi penerus bangsa.

 


Topik

Pendidikan Guru-Besar-Ilmu-Komputer-UIN-Malang Prof-Dr-Suhartono-SSi-MKom Kelemahan-Kecerdasan-Buatan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imarotul Izzah

Editor

Nurlayla Ratri