MALANGTIMES - Pemadaman kebakaran hutan menggunakan helikopter Mi-8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang lepas landas dari Lanud Abdulrachman Saleh pada Selasa (15/10/2019) untuk harus dibehentikan sementara. Karena kegiatan pemadaman water bombing di Gunung Arjuno-Welirang pada Sabtu (19/10/2019) terkendala cuaca.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Kali ini belum tuntas melakukan pemadaman water bombing harus terhenti lantaran turbulensi yang besar. Sehingga jika dipaksakan bisa mengancam pada keselamatan penerbangan (Unsafe Flight). “Ada hambatan proses pemadaman api kebakaran hutan dan lahan Gunung Arjuno dan gunung Welirang karena terjadi turbulensi yang besar dan hal tersebut,” ungkap Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim.
Ia menambahkan Unsafe Flight dikarenakan turbulence yang besar, Pilot kesulitan untuk mengatur jarak aman drop air. Namun hingga Siang ini para petugas yang melakukan pemadaman itu berhasil memadamkan dengan water bombing di tiga titik. “Hingga siang ini sudah tiga titik api yang dilakukan Waterbombing dan sudah padam,” imbuhnya.
Sebelumnya Sabtu pagi itu diawal dengan Heli mengambil air di Sungai Porong dan melakukan water bombing di daerah Garotan.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Pengambilan air kedua di Bendungan Selorejo dan melakukan waterbombing di daerah Watu Bagong dan Curah Sriti. Menurutnya kondisi cuaca yang kurang mendukung di atas pukul 12.00. “Sering kali kalau sudah di atas jam itu, cuaca mulai mendung di seputaran kawasan titik kebakaran,” tutup Rochim.