MALANGTIMES - Rumah hunian sekaligus tempat industri sangkar burung yang ada di Jalan Wirasentanan, Desa Gedogwetan, Kecamatan Turen, tebakar, Kamis (19/9/2019) siang. Selain menyebabkan kerugian ratusan juta, satu orang dikabarkan mengalami luka bakar serius.
”Kasusnya masih didalami oleh anggota kepolisian. Hanya, dari informasi yang kami terima, penyebab kebakaran diduga kuat karena korsleting listrik,” kata Kepala Seksi PPBK (Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran) Kabupaten Malang Agus Suyanto.
Baca Juga : Peduli Covid-19, Hawai Grup Sumbang Ratusan APD ke Pemkot Malang
Berdasarkan informasi yang dihimpun MalangTIMES.com, peristiwa kebakaran ini terjadi sekitar pukul 11.25 WIB. Saat itu salah satu pegawai sangkar burung bernama Anton sedang mencampur tiner dengan cat. Warga Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, itu mengaduk kedua cairan tersebut dengan menggunakan bor listrik.
Nahas, di saat bersamaan, tiba-tiba bor listrik yang digunakan untuk mengaduk cat mengalami korsleting dan menimbulkan percikan api. ”Lantaran tersulut percikan api, adukan tiner dan cat tersebut langsung terbakar dan menyambar tubuh korban,” sambung Agus.
Anton yang mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya langsung dilarikan ke puskesmas setempat. Sedangkan beberapa warga lainnya memilih melaporkan peristiwa kebakaran ini ke pihak kepolisian dan dilanjutkan ke PMK Kabupaten Malang.
”Setelah membakar tubuh korban, api juga menyambar bangunan rumah yang dijadikan tempat industri sangkar burung tersebut,” terang Agus saat dikonfirmasi MalangTIMES.com.
Sesaat setelah mendapat informasi adanya kebakaran, tiga unit mobil pemadam kebakaran dari PMK Kabupaten Malang dan satu unit mobil pemadam jebakaran dari PT Pindad diterjunkan ke lokasi kejadian.
Baca Juga : Viral Surat Stafsus Jokowi untuk Camat, Dicoreti Bak Skripsi hingga Berujung Minta Maaf
Bangunan tempat industri sangkar burung yang didominasi dari kayu membuat petugas kebakaran sempat kewalahan. Api baru bisa dipadamkan sekitar 1,5 jam kemudian. ”Akibat peristiwa kebakaran ini, kerugian ditaksir mencapai Rp 300 juta,” tutup Agus.