JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar doa bersama lintas agama di Balai Kota Surabaya pada malam pergantian Tahun Baru 2026. Perayaan tahun baru di Kota Pahlawan tahun ini dikemas secara sederhana dan penuh makna sebagai wujud empati terhadap para korban bencana alam di Sumatera dan sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, doa lintas agama menjadi momentum kebersamaan seluruh elemen masyarakat Surabaya yang terdiri dari berbagai latar belakang agama, mulai dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Khonghucu.
Baca Juga : Bocah Berusia 8 Tahun Tewas Terseret Ombak di Muara Pantai Wonogoro
“Sejak lama saya sampaikan, di Surabaya pada malam tahun baru kita awali dengan doa lintas agama. Kita berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing. Setelah itu, silakan ada kegiatan lain, tetapi tidak berlebihan,” ujar Eri, Minggu (28/12/2025).
Eri berharap, doa lintas agama ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi juga menjadi ruang introspeksi bagi warga Surabaya untuk merenungi makna bertambahnya usia dan kontribusi yang telah diberikan kepada sesama.
“Introspeksilah di malam tahun baru. Setiap pergantian tahun, usia kita juga bertambah. Sudah sejauh mana kita bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya.
Pemkot Surabaya juga melarang penggunaan kembang api dalam perayaan malam tahun baru. Kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk empati dan kepedulian kepada saudara-saudara sebangsa yang saat ini masih berjuang memulihkan diri pascabencana.
“Kita ingin punya rasa empati. Saudara-saudara kita ada yang masih dalam kondisi sulit setelah bencana. Karena itu, kami melarang kembang api agar perayaan tidak berlebihan,” tegasnya.
Selain larangan kembang api, Eri juga menegaskan pelarangan penggunaan knalpot brong demi menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan masyarakat selama malam pergantian tahun.
Terkait penegakan aturan, Eri menilai sanksi sosial lebih efektif dibandingkan sanksi hukum. Menurut dia, kesadaran kolektif masyarakat akan menjadi pengingat yang kuat bagi siapa pun yang melanggar.
Baca Juga : Kapal Tenggelam di Labuan Bajo, Pelatih Valencia CF Femenino B dan 3 Anak Masih Dicari Tim SAR
“Kalau masih ada yang menyalakan kembang api lalu viral, sanksi sosial itu jauh lebih berat. Masyarakat akan menilai sendiri,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Eri juga menyampaikan apresiasi atas tingginya solidaritas warga Surabaya terhadap korban bencana. Dalam dua pekan terakhir, donasi kemanusiaan yang berhasil dihimpun mencapai Rp 8,9 miliar dalam bentuk uang tunai, serta Rp 1,2 miliar dalam bentuk barang. Total bantuan diperkirakan mendekati Rp 10 miliar.
“Ini menunjukkan kepedulian warga Surabaya sangat luar biasa. Karena itu, mari kita awali malam tahun baru dengan doa agar Surabaya dijauhkan dari bencana dan kita semua diberi keselamatan,” katanya.
Eri menambahkan, empati, rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kepedulian terhadap sesama merupakan fondasi utama dalam membangun kota yang beradab dan penuh kemanusiaan. “Mari kita mulai tahun baru dengan hati nurani, empati, dan doa untuk saudara-saudara kita yang terdampak bencana,” pungkasnya.
