JATIMTIMES — Langit cerah menaungi Kota Blitar pada Jumat pagi, 24 Oktober 2025, ketika Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin berdiri di tepi galian besar di Jalan RA Kartini. Di hadapannya, para pekerja tampak sibuk memasang tulangan beton di sepanjang saluran drainase yang baru diperlebar.
Mengenakan kemeja batik abu-hitam dan membawa map di tangan, Mas Ibin, sapaan akrabnya, meninjau satu per satu titik pekerjaan untuk memastikan setiap detail berjalan sesuai dengan spesifikasi.
Baca Juga : Intensitas Hujan Tinggi, Sejumlah Titik di Kota Batu Dilanda Cuaca Eksrem hingga Tanah Longsor
“Ya, saya ngecek, beberapa tempat pembangunan di Kota Blitar ini prioritasnya penanganan genangan,” ujarnya kepada wartawan.
Ia kemudian menunjuk ke arah galian saluran yang sedang dikerjakan, memperlihatkan perbedaan ukuran antara saluran lama dan yang baru.
“Kemarin sempat agak menggenang. Sedimen drainase sebelumnya hanya 40 sentimeter, sekarang kita lebarkan dua kali lipat, baik ke samping maupun ke bawah, menjadi 80 sentimeter agar debit air saat hujan deras bisa tertampung,” imbuhnya.
Bagi Mas Ibin, pemeriksaan lapangan seperti ini bukan sekadar rutinitas. Ia menyebutnya bagian dari strategi percepatan pembangunan atau yang ia istilahkan “ngebut proyek strategis.” Tujuannya jelas: memastikan setiap program infrastruktur kota dikerjakan cepat, tepat, dan berkualitas.
Datangnya musim hujan membuat Pemerintah Kota Blitar bergerak cepat mengambil langkah antisipatif. Tahun ini, menurut Wali Kota, fokus utama pembangunan diarahkan pada perbaikan sistem drainase di sejumlah titik yang rawan genangan air.
“Kita prioritaskan drainase perkotaan untuk dicek dan diperbaiki. Supaya nanti ketika hujan deras seperti tempo hari, airnya bisa tertangani,” katanya.
Pelebaran drainase di Jalan RA Kartini merupakan salah satu dari 50 titik proyek strategis yang dibiayai APBD murni tahun anggaran 2025. Setiap titik memiliki alokasi anggaran di bawah Rp200 juta, dengan total hampir mencapai Rp10 miliar.
Anggaran tersebut difokuskan pada proyek-proyek kecil menengah yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat, terutama penanganan air hujan dan genangan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Blitar, Erna Santi, menjelaskan bahwa sistem penganggaran tersebar itu dirancang agar manfaatnya lebih merata.
“Total ada 50 titik menggunakan APBD murni. Nilai per titik memang kecil, tapi dampaknya besar untuk mengurangi genangan di permukiman,” tuturnya.
Di Jalan RA Kartini, proyek drainase senilai Rp190 juta dengan panjang sekitar 40 meter itu ditargetkan rampung hanya dalam satu bulan, dari durasi normal dua bulan. Hingga pekan keempat Oktober, progresnya bahkan telah mencapai 38 persen, atau 30 persen di atas target mingguan.
“Harusnya baru delapan persen, tapi sudah plus tiga puluh.Kita prioritaskan kerja cepat dan beres, tapi tetap dengan kualitas sesuai spesifikasi," ujar Mas Ibin.
Bagi Mas Ibin, percepatan bukan berarti asal cepat. Ia menegaskan bahwa mutu pekerjaan tetap harus dijaga. Dalam setiap proyek, dirinya selalu menekankan dua prinsip: efisiensi dan akuntabilitas.
“Saya selalu tekankan, kerja cepat boleh, tapi jangan abaikan kualitas. Karena ini untuk jangka panjang,” katanya.
Ia juga memastikan bahwa setiap pelaksana proyek mendapat instruksi khusus untuk mengantisipasi gangguan cuaca. “Kalau sudah masuk musim hujan, kita minta tambah tenaga kerja. Jadi ketika tidak hujan, waktu dimaksimalkan. Jadi target tidak terganggu," ujar Mas Ibin sambil tersenyum.

Monitor Setiap Titik, Evaluasi Tiap Pekan
Setelah dari Jalan RA Kartini, rombongan Wali Kota bergerak menuju titik-titik lain: trotoar di Jalan WR Supratman, pembangunan jalan Citandui Timur Kelurahan Tanggung, jembatan Cipemali Ngadirejo, talud Bogowonto, hingga drainase Jalan Joko Kandung dan pemeliharaan jembatan Sekrapak.
Seluruh titik tersebut masuk dalam agenda monitoring dan evaluasi (monev) proyek strategis. Wali Kota menyebut bahwa seluruh proyek berjalan sesuai target dan bahkan sebagian melampaui jadwal.
“Kemarin on progress semuanya sesuai target. Di atas rata-rata semua pengerjaannya,” katanya.
Dalam beberapa kunjungan monitoring dan evaluasi proyek strategis sebelumnya, Mas Ibin menemukan bahwa hasil pekerjaan di lapangan justru melampaui ekspektasi.
“Beberapa tempat yang kita bangun lebih bagus dari yang kita bayangkan,” ujarnya.
Mas Ibin mencontohkan proyek-proyek rehabilitasi kantor kelurahan yang kini tampil modern dan representatif.
“Bahkan beberapa kantor kelurahan sekarang lebih bagus dari kantor wali kota sendiri.Tapi justru itu bagus. Artinya pelayanan makin dekat ke masyarakat, bangunannya pun layak,” katanya sambil tersenyum.

Dari Trotoar hingga Talud Sungai: Infrastruktur Merata
Tak hanya drainase, Pemkot Blitar juga tengah memperbaiki berbagai infrastruktur pendukung lain seperti trotoar, jembatan, dan talud sungai. Tujuannya untuk memperkuat konektivitas antarwilayah sekaligus mempercantik wajah kota.
Trotoar di Jalan RA Kartini dan WR Supratman, misalnya, dibangun ulang dengan desain ramah pejalan kaki dan penataan kabel bawah tanah agar lebih rapi. Sementara jembatan Cipemali dan talud Bogowonto difokuskan untuk memperkuat daya tahan struktur terhadap erosi.
Menjelang musim penghujan, Pemerintah Kota Blitar menargetkan seluruh proyek strategis bisa selesai sebelum 20 Desember 2025. Target itu dipatok agar seluruh sistem drainase sudah berfungsi maksimal ketika curah hujan mencapai puncak.
Mas Ibin optimistis semua proyek akan rampung tepat waktu. “kami optimis sesuai target, semua tertangani,” katanya.
Optimisme itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan laporan PUPR, sebagian besar proyek sudah melampaui target mingguan. Selain itu, pengawasan lapangan yang dilakukan langsung oleh Wali Kota dan jajaran menjadi faktor penting dalam menjaga kedisiplinan kontraktor.
“Setiap kali kita turun monev, hasilnya selalu ada progres signifikan. Bapak Wali Kota sangat detail dalam memantau," kata Erna.

Membangun dengan Cermat, Merawat dengan Kesadaran
Bagi Mas Ibin, pembangunan bukan sekadar membangun, melainkan juga merawat. Ia menyadari bahwa banyak proyek berdiri di atas tanah baru yang masih berpotensi mengalami pergerakan. Karena itu, pemerintah tetap akan melakukan pemantauan lanjutan pasca pembangunan.
“Beberapa bangunan itu tanahnya baru, jadi ada potensi satu-dua tahun ke depan muncul keretakan. Makanya tetap kita perhatikan agar hasilnya maksimal," ujarnya.
Pernyataan itu menegaskan bahwa pembangunan di Blitar diarahkan tidak hanya untuk hasil jangka pendek, tetapi juga keberlanjutan jangka panjang. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap rupiah dari APBD benar-benar memberi manfaat nyata bagi warga.
Kunjungan lapangan di hari itu menjadi gambaran kecil dari semangat kerja pemerintahan yang berpacu dengan waktu. Di tengah suara mesin pemotong beton dan lalu lintas yang padat, Mas Ibin berdiri di antara teknisi, insinyur, dan warga sekitar. Ia mendengar, mencatat, dan menegaskan kembali satu hal: pembangunan harus terasa sampai ke warga.
“Yang penting masyarakat merasakan manfaatnya.Kalau drainase lancar, jalan rapi, kantor kelurahan bagus—berarti kota ini bergerak ke arah yang benar," katanya sebelum melanjutkan tinjauan ke titik berikutnya.

Dengan langkah cepat dan pendekatan realistis, Pemerintah Kota Blitar menegaskan komitmennya untuk menjaga kota tetap siap menghadapi musim hujan, sekaligus mempercantik wajah perkotaan.
Seperti yang dikatakan Mas Ibin di akhir kunjungannya, “Kita ngebut bukan karena kejar-kejaran waktu, tapi karena tanggung jawab kita ke warga.”
