JATIMTIMES - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Kabupaten Malang beserta sejumlah pihak terkait telah melakukan peninjauan ke lokasi Jembatan Wadung yang ambrol. Peninjauan dilakukan dalam rangka persiapan pembangunan jembatan baru karena ambrol ketika dilalui truk yang mencari jalan alternatif melalui petunjuk arah Google Maps pada Senin (8/9/2025) lalu.
Hasil dari analisis di lapangan, menurut Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang Khairul Isnaidi Kusuma, penyebab ambrolnya jembatan penghubung antardesa di Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, tersebut salah satunya karena faktor usia.
Baca Juga : Terobos Lampu Merah, Truk Gila Hantam Pemotor hingga Tewas di Jantung Kota Blitar
Pejabat publik yang karib disapa Oong ini menyebut, jembatan di Kampung Ledok, Desa Wadung, perbatasan dengan Mendalanwangi, tersebut dibangun pada tahun 1992. "Jembatan yang lama itu dibangun secara swadaya masyarakat dan CSR (corporate social responsibility) Pabrik Gula Kebonagung," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, Jembatan Wadung roboh pada Senin (8/9/2025) tengah malam. Penyebabnya karena tidak kuat saat dilalui truk bermuatan pasir yang rencananya hendak dikirim ke Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Pada saat kejadian, truk tersebut dikemudikan oleh seorang pria bernama Wijaya, asal Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Wijaya mengaku terpaksa melintasi jembatan dari besi yang telah karatan tersebut lantaran akses jalan utama tidak bisa dilalui karena ditutup panggung untuk kegiatan warga.
Wijaya kemudian berinisiatif mencari jalur alternatif dengan cara bertanya kepada sejumlah warga. Namun, karena tidak paham kawasan tersebut, Wijaya mencoba mengikuti petunjuk arah Google Maps.
Wijaya akhirnya menemukan jembatan. Ia kemudikan memperkirakan apakah truk yang ia kemudikan muat untuk melintasi jembatan. Di rasa aman, Wijaya kemudian melintasinya.
Semula truk bisa melintas. Namun, ketika tiba di penghujung jembatan, tiba-tiba ambrol. Beruntung, Wijaya berhasil selamat pada peristiwa nahas tersebut. Ia hanya mengalami luka ringan akibat terbentur kabin truk.
Baca Juga : 200 Lebih Sumur Warga di Sumawe Turut Terdampak Banjir, BPBD Kabupaten Malang Lakukan Pembersihan
Semenjak peristiwa yang sempat viral tersebut terjadi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas PU Bina Marga melakukan serangkaian persiapan penanganan jembatan. "Kondisi eksisting jembatan berupa kontruksi pasangan batu dan besi WF (wide flange)," terang Oong.
Pada bagian di atasnya, disampaikan Oong, terpasang pelat besi setebal 5 sentimeter. Yakni dengan bentang 14 meter, lebar 2,45 meter, dan tinggi 4 meter.
Merujuk pada spesifikasi tersebut, Jembatan Wadung tidak memadai untuk dilalui truk. "Dengan kondisi eksisting tersebut, seharusnya jembatan hanya bisa dilewati beban kendaraan roda dua," pungkasnya.