JATIMTIMES - Baru-baru ini unggahan di media sosial memicu kehebohan publik. Video yang diunggah akun Instagram @grassroot.id memperlihatkan seorang pria disebut-sebut anggota TNI diamankan tiga polisi. Di samping wajah pria itu, tampak Kartu Tanda Anggota (KTA) TNI dengan nama "Handika Novaldo" berpangkat pratu.
Tak hanya itu, beredar pula foto Kartu Izin Senjata Penugasan atas nama Mayor Infanteri Sudi Suwarno. Dalam unggahan yang viral itu, kartu izin tersebut ditampilkan seolah sedang difoto bersama pemiliknya saat diamankan polisi.
Baca Juga : Kapolri Perintahkan Tembak Perusuh yang Terobos Mako Brimob
"Penyusup adalah bagian dari mereka. Mereka ingin mengkambing hitamkan kita dan menaikan status darurat militer. HATI-HATI PROVOKAS!!," tulis keterangan dalam unggahan @grassroot.id.
Unggahan tersebut langsung menuai banyak komentar dari warganet. Sejumlah akun bahkan melontarkan opini beragam terkait tudingan adanya penyusup dalam aksi demo di depan Mako Brimob, Depok.
"Segala macam jenis Intel sudah turun. Baik dari polri ataupun dari TNI. Tetap yang jadi korban yang rakyat lagi," tulis akun @petird****.
"Ahhhh sama aja dari Intel polri juga ada yg memprovokasi untuk caos kok," kata akun @rizki_v_****.
"Halah itu paling buatan. Kalo yang ngelindas ojol sama mukulin itu baru fakta," tulis akun @anindyaajiepra****.
"Padahal adu domba itu dosa, mereka tidak takut tuhan lebih takut atasan," ujar akun @cacakf****.
"Ada 2 kemungkinan, bisa jadi mereka jengah dengan pemerintahan, atau mereka memang ingin provokasi," komentar akun @risandan****.
Menanggapi viralnya isu dua oknum TNI disebut sebagai provokator, pihak TNI Angkatan Darat memberikan klarifikasi resmi. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
"Saya sudah cek ke jajaran Kodam Jaya/Jayakarta, sesuai hasil komunikasi dan pengecekan dengan sumber dari internal Korbrimob," kata Wahyu, dikutip dari Kompas.com, Minggu (31/8/2025).
Baca Juga : Jaga Jember Tetap Damai, Kades Jubung Ingatkan Warganya Tidak Mudah Terprovokasi
Hasil pengecekan menunjukkan bahwa lokasi kejadian dalam video berada di dalam kompleks Brimob, Kelapa Dua, Depok. "Lokasi tersebut adalah area terbatas, dalam aksi unjuk rasa tidak ada penangkapan pengunjuk rasa dari unsur TNI," ujarnya.
Wahyu menjelaskan lebih jauh, kegiatan dalam video itu ternyata bukan penangkapan, melainkan bagian dari latihan yang telah dilakukan sebelumnya.
"Kegiatan yang ada di video tersebut adalah dalam rangka latihan untuk menerima kunjungan polisi dari Turki bulan lalu," ungkapnya.
Ia pun meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan narasi tanpa sumber yang jelas. "Saya juga mengharap semua pihak saat ini menjaga kondusivitas dengan tidak mudah percaya atas berita-berita atau konten-konten yang beredar, mohon diklarifikasi kepada pihak yang terkait dahulu," tambahnya.
Selain membantah tudingan, Wahyu menegaskan bahwa aparat TNI turut serta membantu menghentikan aksi anarkis di sejumlah titik. Menurutnya, hal itu penting karena fasilitas umum yang dirusak bukan hanya milik negara, tapi juga digunakan masyarakat.
"Karena fasilitas-fasilitas tersebut juga digunakan warga masyarakat lain dan tidak berkaitan dengan tema unjuk rasa yang berlangsung ya," kata Wahyu.