JATIMTIMES - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) punya kiat tersendiri dalam mendorong regenerasi pengrajin di Jatim. Hal ini menjadi pembahasan di sela kunjungan dari rombongan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Padang ke Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Jatim, Senin (16/12/2024).
Penyambutan kunjungan dilakukan di ruang Co Working Space KUKM di lantai 2 Galeri Batik Diskop UKM Jatim. Dalam kesempatan itulah perwakilan Dekranasda Jatim Agus Budi Purnomo menyinggung soal regenerasi pengrajin muda.
Baca Juga : Nama Unisma Makin Berkibar, Mahasiswa PGMI Raih Gelar Duta Berbakat UMKM Jatim 2024
Budi yang juga menjabat sebagai Kepala UPT Industri Aneka dan Kerajinan Disperindag Provinsi Jatim menjelaskan berbagai program pembinaan, promosi, serta pelatihan yang disediakan untuk pengrajin, termasuk kolaborasi dengan generasi muda.
Budi juga berbagi pandangannya tentang regenerasi pengrajin muda, yang menjadi tantangan banyak daerah. “Kami memulai program pembinaan sejak dini, termasuk mengintegrasikan pelatihan kerajinan ke dalam kegiatan sekolah. Selain itu, pendekatan melalui media sosial juga efektif untuk menarik minat generasi muda,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia juga memaparkan secara komprehensif mengenai program, potensi, dan strategi pengembangan kerajinan di wilayah Jatim. Budi menyoroti berbagai produk unggulan Jawa Timur seperti batik, kerajinan rotan, dan produk berbasis kearifan lokal lainnya.
“Provinsi Jawa Timur terus berinovasi untuk meningkatkan daya saing kerajinan lokal, tidak hanya di pasar nasional tetapi juga internasional,” ungkap Budi.
Pj Ketua Dekranasda Kota Padang Vanny Andree Algamar selaku pemimpin rombongan, membawa sekitar 20 orang, dengan agenda utama kunjungan melakukan audiensi, diskusi, dan eksplorasi strategi pengembangan kerajinan unggulan kedua daerah.
Ia berkesempatan memaparkan profil Dekranasda Kota Padang, termasuk tantangan yang mereka hadapi. Dalam presentasinya disampaikan bahwa Kota Padang memiliki berbagai produk kerajinan unggulan, seperti sulaman benang emas, songket, bordir, hingga batik Tanah Liek.
Namun, mereka juga menghadapi kendala seperti harga produksi yang tinggi, regenerasi pengrajin yang kurang optimal, dan pengelolaan galeri pemasaran yang belum maksimal.
Baca Juga : Neraca Dagang Jatim Minus Lagi, Defisit Kumulatif Selama 2024 Capai USD 3,28 Miliar
Diskusi menjadi momen puncak kegiatan. Kedua pihak berbagi pengalaman terkait program pembinaan dan pemasaran kerajinan. Salah satu topik menarik adalah bagaimana Dekranasda Jawa Timur menggandeng platform digital untuk mempromosikan produk lokal, yang menjadi solusi penting dalam memperluas pasar di era modern.
Dekranasda Kota Padang juga mengajukan beberapa pertanyaan, seperti cara meningkatkan daya tarik masyarakat termasuk generasi muda terhadap dunia kerajinan dan metode pengelolaan galeri sebagai pusat promosi sekaligus transaksi. Jawaban dari pihak Jatim memberikan banyak wawasan strategis yang relevan untuk diterapkan di kota Padang kedepannya.
Vanny menegaskan tujuan kunjungan ini adalah untuk mempelajari strategi pengelolaan galeri Dekranasda Jatim serta langkah-langkah yang dilakukan untuk mendorong regenerasi pengrajin muda.
“Kami ingin memperkuat ekosistem kerajinan di Padang agar mampu bersaing secara lebih luas, dalam hal ini Jawa Timur menjadi inspirasi besar kami untuk berinovasi”, ujarnya.