MALANGTIMES - Seratusan orang berpakaian hitam pertanda duka, melakukan aksi kamisan memperingati 14 tahun kasus Pembunuhan Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib di depan Balai Kota Malang.
Baca Juga : Dosen UM yang Sempat Positif Covid-19, Sudah Diperbolehkan Meninggalkan Rumah Sakit
Mereka menuntut kasus munir yang sudah berjalan belasan tahun dan belum jelas rimbanya itu segera diungkap. Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah, dalam hal ini Presiden, untuk membuka dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir yang dikabarkan hilang saat ini.
"Kehilangan TPF harus ditindak lanjuti, karena yang bertanggung jawab adalah negara. Negara harus hadir dalam kasus-kasus HAM, kita tunggu itikad baik pemerintah bagaimana penyelesaiannya," ungkap Juli Rachmawati, Korlap Aksi Kamisan Malang, (6/8/2018) sore tadi.
Lanjutnya, dalam upaya mendukung terungkapnya kasus tersebut, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan rekan sesama aliansi lainnya yang peduli terhadap kasus HAM Munir di Jakarta, agar kasus tersebut bisa segera diselesaikan oleh presiden.
"Tapi untuk keberlanjutan bertemu dengan Kabareskrim Polri, masih menunggu kabar dari rekan-rekan di Jakarta untuk diinformasikan ke Malang," bebernya
Julia juga menyampaikan, terkait peringatan Kasus HAM Munir di Kota Batu, pihaknya juga masih berkoordinasi dengan rekan lainnya. Namun yang pasti, dia bersama rekan-rekan yang lain akan berziarah ke makam aktivis HAM Munir.
Baca Juga : Gegara Ahok Diskon BBM untuk Ojol, Said Didu dan Arsul Soni Malah 'Perang' di Twitter
Dalam aksi Kamisan tersebut memang berjalan lancar dengan pengawalan pihak Kepolisian. Namun meskipun begitu, juga sempat terjadi mis komunikasi antara pihak Kepolisian karena kegiatan tersebut dianggap tidak berizin.
"Kami sudah menyampaikan pemberitahuan kepada pihak Kepolisian H-1. Tapi sebenarnya pihak kepolisian melarang. Namun walaupun diizinkan atau tidak kami ya tetap jalan, karena ini kan bentuk aspirasi dari rakyat.
Tapi mungkin juga karena jelang Pemilu. Karena kemarin Kasat Intelkam sempat ditegur karena ada aksi Mahasiswa Papua yang menunggangi Aksi Kamisan. Tapi itu kan nggak ada hubungannya, semua aliansi yang bisa bergabung di Aksi Kamisan," pungkasnya