Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Pengakuan Mantan Dukun Santet: Ilmu Hitam Itu Ada!

Penulis : Anang Basso - Editor : Dede Nana

18 - Dec - 2020, 03:40

Placeholder
Ilustrasi, net

Santet adalah jenis sihir yang dipercaya paling ganas di Tulungagung. Korbannya bisa muntah darah, perut sangat mulas, dan demam dengan tanpa sebab yang jelas seperti gejala tipes atau bahkan kematian.

"Orang tua saya dulu pernah muntah darah dan kemudian ada pakunya," kata Mujib (43) menceritakan pengalaman orang tuanya.

Baca Juga : Ketika Dua Nabi Palsu Bersatu dalam Ikatan Pernikahan

Menurut Mujib, ayahnya telah lama meninggal dunia. Meski di zaman sekarang bagi Mujib santet atau tenung adalah nyata.

"Karena ada masalah batas tanah, orang tua saya bertengkar hebat. Lalu beberapa hari kemudian ada suatu kejadian tidak wajar," ujarnya.

Perut ayah Mujib diceritakan membuncit, saat dibawa ke dokter dinyatakan tidak ada penyakit. Namun, rasa sakit yang dialami tak bisa ditahan.

"Saya bawa ke orang pinter (dukun), lalu diberi mantra dan diminta minum air kembang. Tak lama kemudian muntah darah bercampur paku," ungkapnya.

Atas kejadian ini, Mujib percaya santet atau tenung ini ada. Kemudian, Mujib belajar di salah satu orang pintar juga untuk mempelajari ilmu ini sekaligus cara menangkal atau mengobati.

Sementara itu, seorang mantan dukun Santet berinisial Mbah SN membenarkan bahwa ilmu hitam itu ada. Untuk menjadi dukun santet, selain harus siap keji juga harus siap tirakat yang sangat berat.

"Macam-macam, lain guru lain ritual. Namun, saya pastikan sangat berat," kata SN, yang tak mau membuka ritual dengan alasan takut ada orang belajar.

Namun, SN membuka rahasia melakukan santet pada korbannya. 

Biasanya dilakukan dengan duduk sambil mengucapkan mantra-mantra di tengah sesajen berupa kemenyan utuh, candu, cermin. Kemudian, menyuguhkan sesajen tersebut kepada ruh jahat, sambil mengutarakan maksudnya, yakni mencelakakan korban.

"Jika ingin korbannya meninggal, kemenyan dihancurkannya menjadi butir-butir kecil yang dibungkus dengan kain putih. Kemudian diikat mirip mayat. Jadi itu bukan bantal boneka seperti yang dicerita sekarang. Itu isinya butiran kemenyan," ungkapnya. 

Baca Juga : Setelah Dijadikan Nama Jalan, Kini Masjid "Jokowi" Akan Dibangun di Abu Dhabi

Di Tulungagung, santet juga disebut jengges, teluh, dan selalu menggunakan syarat pendukung berupa rambut, pecahan kaca, besi dan jarum dalam jumlah banyak yang disimpan dalam sesajen.

"Lalu minta pada setan agar memasukkan benda-benda tersebut ke dalam tubuh korban yang dituju," jelasnya. 

Jika permintaan melalui ritual dan mantra itu terpenuhi, maka korban segera akan mendengar letusan di sekelilingnya, yang disusul dengan datangnya sakit atau kematian.

"Susahnya jika korban ini mumpuni, ahli ibadah dan ahli tirakat maka apa yang dikirim akan kembali ke pengirimnya," pungkas SN yang kini usianya sudah mendekati 80 tahun itu.

 


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Dede Nana