Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Siraman Gong Mbah Pradah, Bupati Blitar : Warisan Nenek Moyang Harus Kita Lestarikan

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

23 - Nov - 2018, 03:17

Placeholder
Siraman Gong Kiai Pradah yang digelar di Alun-Alun Lodoyo

Mbah Pradah, nama itu seolah sudah tak asing di telinga masyarakat Blitar dan sekitarnya. Hari ini, Kamis (22/11/2018), ribuan orang pun berbondong- bondong datang ke Alun-alun Lodoyo yang terletak di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, untuk menyaksikan tradisi Jamasan Kiai Pradah atau Siraman gong Kiai Pradah.

Mbah Pradah atau Kiai Pradah merupakan sosok alat musik Gamelan berupa Gong yang disucikan setiap bulan Syawal dan Maulud, tepatnya pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabi’ul awal tahun Hijriyah.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, acara ini dibuka secara langsung oleh Bupati Blitar Rijanto. Hadir pula dalam acara ini Wakil Bupati Blitar Marhaeinis Urip Widodo, Forkopimda Blitar, Anggota DPRD Kabupaten Blitar, Anggota DPR RI Arteria Dahlan, Jajaran OPD Kabupaten Blitar, dan tamu undangan lainnya.

“Acara ritual siraman Gong Kyai Pradah Lodoyo ini adalah merupakan kegiatan rutin yang selalu kita laksanakan setahun 2 kali. Dimana pelaksanaannya setiap bulan Syawal dan bulan Maulud dan untuk kali inj kita laksanakan bulan Maulud dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,” ucap Bupati Rijanto.

Tradisi yang Jamasan Kiyai Pradah atau Siraman gong Kiyai pradah tersebut sangat dinanti-nanti ribuan orang setiap tahunnya. Pasalnya, orang-orang yang datang pada prosesi siraman gong Kiyai pradah tersebut meyakini bahwa air bekas bilasan dan apapun yang melekat di pusaka Kiai Pradah bisa membawa berkah kebaikan.

Rijanto berharap, dengan digelarnya jamasan Gong Kyai Pradah ini dapat meningkatkan pariwisata yang ada di Kabupaten  Blitar. Jamasan atau siraman Gong Kyai Pradah ini selalu diselenggarakan setiap tahun dan sudah dilangsukan secara turun temurun sejak sekitar tahun 1.700 lalu.

“Meski dilakukan setiap tahun namun banyak warga yang datang untuk melihat prosesi jamasan, sehingga menambah khasanah budaya di kabupaten Blitar,” ungkap Bupati.

Dilanjutkannya, dari tahun ke tahun prosesi jamasan menjadi lebih baik. bila tahun-tahun sebelumnya warga dari luar kota datang dan bermalam sembarang tempat. Saat ini mereka sudah tinggal di rumah warga.

Gong Kyai Pradah dimandikan dengan air yang diberi bunga setaman. Usai dimandikan, gong ini juga dibunyikan sebanyak tujuh kali oleh Bupati Blitar, Rijanto. Air siraman Gong Kyai Pradah diyakini oleh masyarakat dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan bisa membuat awet muda bagi yang mendapatkanya.Tidak jarang warga rela berebut untuk mendapatkan tumpahan air yang digunakan untuk memandikan Gong Kiai Pradah.

“Upacara adat ini merupakan wujud dari pelestarian budaya turun temurun warisan nenek moyang kita, maka dari itu sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memelihara supaya bisa menjadi daya tarik wisatawan. Akhir - akhir ini sudah memasuki musim penghujan yang rawan akan terjadinya berbagai musibah dan timbulnya penyakit, untuk itu mari kita sama-sama menjaga lingkungan,” tuntasnya.(kmf)


Topik

Agama Mbah-Pradah Alun-alun-Lodoyo Kelurahan-Kalipang-Kecamatan-Sutojayan-Kabupaten-Blitar Siraman-Gong-Kiai-Pradah



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya