MALANGTIMES - Pohon yang menjulang tinggi sekitar lima meter lebih dan berdiameter 250 centimer ini kokoh dan rindang memayungi dua makam sesepuh Desa Tumpuk Renteng Kecamatan Turen Kabupaten Malang.
Konon, pohon yang dinamakan Tanjung ini telah berusia sekitar ratusan tahun dan dipercaya membawa aura magis yang begitu kental bagi warga desa maupun para peziarah dalam maupun luar kota.
Baca Juga : Musibah Angin Kencang Rusak Ratusan Rumah di Dua Kecamatan
"Pohon tanjung ini menurut para leluhur kita ditanam oleh Mbah Nyai Keti dan Mbah Keti yang merupakan salah satu Senopati Mataram Kuno dengan nama asli Senopati Aryo Keting," tutur Helmiawan, Kepala Desa Tumpuk Renteng Kecamatan Turen setelah tahlilan bersama warga di areal makam Mbah Keti, Jum'at (17/02).
Banyak cerita turun temurun yang meneguhkan keramatnya Pohon Tanjung diareal makam Mbah Keti yang berukuran 300 meter yaitu tingginya dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan. "Semenjak saya kecil tingginya ya segitu itu sampe sekarang berusia tua," kata Widianto (67) warga Desa Tumpuk Renteng yang diiyakan oleh beberapa warga lainnya.
Selain hal tersebut, seluruh bagian dari pohon Tanjung ini juga memiliki kekuatan magis, yaitu apabila ditebang akan menimbulkan efek sakit sampai pada kematian bagi orang yang melakukannya.
"Dulu, ada warga yang memangkas akar pohon karena dia jatuh gegara tersandung akarnya. Setelah pulang orang itu langsung sakit dan beberapa hari kemudian meninggal," cerita Helmiawan yang juga menunjukkan sebuah pohon randu yang serupa menompang salah satu cabang besar pohon tanjung. "Lihat randu itu tanpa ada cabang dan daun, seperti menopang cabang tanjung," imbuhnya.
Baca Juga : Diterpa Angin Kencang, Masjid dan Ratusan Rumah Warga di Kabupaten Malang Roboh
Banyaknya kejadian ganjil yang tidak bisa dinalar dengan keberadaan pohon tanjungnya Mbah Keti ini, ternyata telah tersiar ke berbagai wilayah dalam Kabupaten maupun luar. "Sayangnya para penziarah ini memanfaatkannya untuk mendapatkan 'nomor', mas. Tidak tahu kebetulan atau engga selalu benar," ujar kades ramah ini yang juga menyampaikan kalau menginjak malam hari areal makam Mbah Keti ramai orang begadang sampai pagi.
Lepas dari berbagai kejadian bersifat supranatural dari pohon tanjungnya Mbah Keti, keberadaannya memang membuat siapapun yang datang merasa 'adem'. "Kalau bagi warga sini, selain tahlilan tiap hari Jum'at di makam, juga mencari ketenangan. Suasananya selalu membuat nyaman pikiran dan hati yang sedang dirundung masalah," pungkas Widianto.