4 Malaikat Dan Penciptaan Adam, Awal Isap Mengisap?
*dd nana
Tergelitik oleh berbagai kasus yang dipicu hisap mengisap, saya beranikan diri untuk mengisap sari pati peristiwa yang melibatkan aktivitas organ tubuh manusia ini.
Walau sebenarnya tidak ada yang baru dari aktivitas isap mengisap ini. Tapi, selalu ada kejutan yang membuat perbuatan yang merupakan salah satu naluri paling purba manusia ini, kerap membuat kita terlongo-longo.
Contohnya, saat KPK mengisap para calon Kepala Daerah dan anggota yang mulia dan terhormat rakyat Kota Malang yang sedang asyik masyuk bercengkrama dengan warganya. Isapan kuat KPK membuat segala prediksi politik di kota yang bergelar Kota Pendidikan ini, tercerabut dengan cepatnya.
Isapan lain yang kian rumit terjadi di jantungnya Indonesia. Dari mengisap buku fiksi, Sang Prabowo menyampaikan Indonesia bubar tahun 2030. Isapan yang menyedot keramaian sampai pihak Istana bereaksi lahir dari Pakde Amien Rais. "Bagi-bagi sertifikat tanah itu pengibulan Jokowi, ".
Sedangkan sedotan sang aktor dadakan Setnov yang membuat viral tiang listrik menggugat, lahir di ruang pengadilan. Aliran dana E-KTP terus mengalir sampai jauh (kayak lagu Bengawan Solo) dan entah bermuara di mana nantinya.
Buaanyyaak sekali contoh isap mengisap dalam kehidupan manusia. Lantas sejak kapan sebenarnya aktivitas ini dimulai? Sehingga manusia begitu doyan mengisap satu sama lain.
Saya ragu menjawabnya. Tapi, saya teringat dengan kisah penciptaan manusia terawal dalam Al-qur'an dan hadist Rasulullah Muhammad SAW. Saat Allah memerintahkan malaikat Jibril, Mikail, Isrofil dan Izroil untuk turun ke bumi dan mengambil sebagian tanah untuk penciptaan Adam. Tapi, tanah tidak rela dirinya diambil, sampai akhirnya Izroil menegaskan kedatangannya atas perintah Allah.
"Perintah Allah jangan membantah dan jangan sampai mendurhakai Allah, ".
Akhir kisah, tanah dibawa (diisap) ke langit untuk dijadikan bahan manusia pertama. (Mungkin ini ya sejarah awal isap mengisap..?). Atau memang Allah telah menetapkan kepada manusia (Adam) yang diciptakan dengan tangan-Nya secara langsung, selain Al-Arsy, Surga Al-Adn, dan Al-Qalam, seperti disampaikan Abdullah bin Umar(HR) Hakim dalam Mustadrak, Adz-Dzahani berkata dalam At Talkhis Shahih). Sebagai makhluk pengisap dari sononya.
Atau coba anda lihat sembilan liang di organ tubuh anda. Begitu juga lima indera anda sendiri. Bukankah semuanya adalah alat isap? Mata mengisap cahaya, hidung mengisap aroma, telinga mengisap suara dan dua liang di bawah badan, meminta juga jatahnya untuk saling mengisap.
Karena ini pula, Adam dan Hawa saling isap buah khuldi yang dilarang pencipta-Nya untuk didekati apalagi sampai dimakannya. Turunlah sudah ke dua nenek moyang kita ke tempat yang kita huni dengan berbagai isap mengisap yang terus berevolusi mengikuti zamannya.
Sudah ya cukup jawaban saya tentang kapan sih isap mengisap ada. Saya sedih kalau jawab terus dianggap 'orang pinter'. Karena, menurut teman seniman saya dari orang-orang pinter inilah, budaya isap mengisap terlestarikan.
"Karena dianggap pinter terus jadi pejabat atau dewan rakyat, mereka main isap segala macam. Duit rakyat, aspal, gedung pendidikan, kartu identitas dan lainnya. Bahkan payudara bumi kalau bisa diisapnya sampai habis. "Orang pinter tuh lagaknya gitu," begitu kata teman seniman saya yang juga jago isap rokok dan isap energi semesta untuk karyanya.
Lha apa tidak sedih kalau saya dianggap pinter dan digolongkan dengan orang-orang yang disebut teman seniman saya itu.
Tapi, kok contoh saya di atas yang doyan isap mengisap lebih ke jenis kelamin saya sendiri ya?. Atau memang jenis saya lah sebenarnya biang dari isap mengisap ini?
Sebelum saya kembali menjawabnya, izinkan saya mengisap sebatang rokok dengan gaya Chairil Anwar. Berpikir untuk menjawabnya besok hari.
Bersambung ya... Saya sedang menikmati isapan rokok mentol saya dulu.
*Penikmat Kopi Lokal Gratisan.
