JATIMTIMES - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Singosari Lembaga Keuangan Desa (LKD) berhasil meraup penghasilan sebesar Rp 195 juta dalam enam bulan dari mengembangkan salah satu unit usaha terbaru yakni budidaya tanaman anggrek di Greenhouse Griya Anggrek Singosari.
Direktur BUMDes Bersama Singosari LKD Agus Sudrikamto menyampaikan, bahwa unit usaha budidaya tanaman anggrek baru saja dibentuk dan beroperasi pada Bulan Januari 2023 lalu. Namun dalam enam bulan beroperasi, BUMDes Bersama Singosari LKD berhasil menghasilkan Rp 195 juta.
"Ini satu semester ternyata omzetnya sudah Rp 195 juta hampir Rp 200 juta itu sejak kami operasional pertama itu di Bulan Januari 2023," ungkap Agus.
Menurutnya, target utama dengan adanya Greenhouse Griya Anggrek Singosari di bawah naungan BUMDes Bersama LKD Singosari untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan dikembalikan ke Pendapatan Asli Desa (PADes) untuk kesejahteraan masyarakat.
"BUMDes Bersama ini dimiliki oleh 14 desa di Kecamatan Singosari dan memiliki banyak kegiatan. Greenhouse Griya Anggrek Singosari unit usaha kami yang terbaru. Ini lagi kami desain sebagai unit yang bisa mendapatkan profit cukup banter (kencang)," jelas Agus.
Agus menungkapkan, penjualan terbesar tanaman anggrek di Greenhouse Griya Anggrek Singosari ini berada di penjualan offline dari pada online. Pembelinya pun sudah banyak dari luar Kabupaten Malang bahkan dari luar Provinsi Jawa Timur.
Di antaranya dari Kota Surabaya, Pasuruan, Yogyakarta, Kendal hingga menyasar pembeli dari wilayah Provinsi Jawa Barat. Agus menuturkan, bahwa rata-rata pembeli tanaman anggrek di Greenhouse Griya Anggrek Singosari merupakan tengkulak.
"Yang banyak datang ke sini itu adalah reseller. Itu adalah orang yang beli kulakan dan mereka akan jual kembali. Yang terbanyak itu tetap dari Malang, kemudian Surabaya, Pasuruan, sudah sampai ke Yogyakarta, Jawa Barat juga sudah masuk," ujar Agus.

Untuk total jumlah bibit tanaman anggrek di Greenhouse Griya Anggrek Singosari hingga saat ini lebih dari 125 ribu bibit. Dari jumlah tersebur, didominasi oleh bibit yang berukuran kecil, berjumlah sekitar 76 ribu.
"Yang kecil itu per potnya Rp 15 ribu, yang remaja Rp 65 ribu, yang dewasa Rp 200 ribu ke atas," kata Agus.
Menurutnya, budidaya tanaman anggrek di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang sangat cocok untuk dilakukan. Pasalnya, lokasi tempat budidaya berada di tempat yang memiliki cuaca bagus untuk budidaya tanaman anggrek.
Namun, dari sekian banyak jenis tanaman anggrek yang ada, Greenhouse Griya Amggrek Singosari hanya membudidayakan dua jenis tanaman anggrek. Yakni Anggrek Dendrobium dan Anggrek Cattleya.
"Ada dua (jenis tanaman anggrek yang dibudidaya), karena kita orientasinya untuk ekspor, itu ada dendrobium dan cattleya," kata Agus.
Menurutnya, pasar ekspor banyak yang mencari dua jenis tanaman anggrek tersebut. Selain target orientasinya pasar ekspor, Agus mengatakan, cuaca di kawasan Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang sangat cocok untuk budidaya dua jenis tanaman anggrek itu.
"Alasannya lainnya wilayah ini cukup bagus hanya untuk dua jenis anggrek. Kemarin kita coba untuk yang Anggrek Bulan ternyata nggak bisa tumbuh dan berkembang. Tapi kalau Cattleya dan Dendrobium ternyata jadi lebih bagus," pungkas Agus.