Isu Lingkungan Masih jadi PR, Pemkot Malang Dorong Kesadaran Kolektif Warga
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
19 - Dec - 2025, 07:20
JATIMTIMES - Persoalan lingkungan hidup masih menjadi pekerjaan rumah serius di Kota Malang. Mulai dari kebiasaan membuang sampah sembarangan, keterbatasan ruang terbuka hijau (RTH), hingga potensi banjir akibat buruknya pengelolaan lingkungan.
Hal tersebut terus menjadi tantangan yang dihadapi pemerintah daerah dan masyarakat. Salah satu akibatnya yakni terjadinya banjir di 39 titik beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Gelar Muswil, Gus Muhaimin Sebut Pilkada Secara Langsung Tak Efektif
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menegaskan bahwa penyelamatan lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan pemerintah semata. Melainkan membutuhkan kesadaran dan keterlibatan aktif warga.
Menurut Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, akar persoalan lingkungan di wilayah perkotaan sering kali bersumber dari rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan keberlanjutan lingkungan sekitar. Padahal, dampaknya langsung dirasakan warga sendiri, mulai dari lingkungan kumuh hingga meningkatnya risiko bencana.
“Lingkungan yang bersih dan tertata itu bukan semata untuk keindahan, tapi untuk kenyamanan dan keselamatan bersama. Kalau kesadaran ini tidak tumbuh, persoalan seperti banjir dan sampah akan terus berulang,” tegasnya.
Wahyu menyebut, Pemkot Malang tengah berupaya mendorong perubahan perilaku masyarakat melalui program Ngalam Seger dan Ngalam Rijik. Program tersebut menitikberatkan pada penguatan budaya bersih, pengelolaan sampah dari sumbernya, serta keberadaan RTH yang memadai di tengah kepadatan kota.
Ia mengakui, hingga kini masih ditemukan perilaku warga yang abai terhadap lingkungan, terutama dalam hal pembuangan sampah. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor yang memperparah persoalan drainase dan genangan air di sejumlah titik.
“Kami tidak menargetkan hal yang berlebihan. Yang paling mendasar adalah lingkungan bersih, sampah dikelola dengan benar, dan RTH dijaga. Kalau itu dilakukan bersama, dampaknya besar bagi kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang, menjelaskan bahwa upaya membangun kesadaran lingkungan dilakukan melalui pembinaan kampung dan sekolah, termasuk mendorong praktik nyata seperti pengelolaan sampah mandiri dan penghijauan berkelanjutan.
Baca Juga : Tema Hari Ibu 22 Desember 2025, Ini Makna, Subtema, dan Filosofi Logonya
Penilaian terhadap kampung dan sekolah, kata Raymond, dilakukan secara menyeluruh dengan menitikberatkan pada kondisi riil lingkungan, mulai dari kebersihan kawasan, sistem pengelolaan sampah, hingga upaya penanaman pohon pelindung dan tanaman produktif.
“Yang kami dorong bukan sekadar simbol, tapi praktik nyata yang berdampak langsung. Lingkungan bersih, hijau, dan tertata itu hasil dari konsistensi, bukan kegiatan sesaat,” jelasnya.
DLH menilai, keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas lingkungan hidup di Kota Malang. Tanpa perubahan pola pikir dan perilaku warga, berbagai program lingkungan berpotensi tidak berjalan optimal.
“Lingkungan hidup ini tanggung jawab bersama. Pemerintah hanya memfasilitasi, tapi keberlanjutan ada di tangan masyarakat,” pungkas Raymond.
