MLSC 2025 Hadir di Malang, Ribuan Siswi SD-MI Antusias Adu Skill Sepak Bola
Reporter
Irsya Richa
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
15 - Nov - 2025, 08:31
JATIMTIMES – Ribuan siswi SD dan MI di Kota Malang unjuk kemampuan di lapangan hijau Stadion Gajayana, Sabtu (15/11/2025). Melalui ajang MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Malang Seri 1 2025–2026.
Para pelajar putri akhirnya mendapat kesempatan menunjukkan bakat dan keberanian mereka dalam olahraga sepak bola yang selama ini hanya bisa mereka impikan.
Baca Juga : Ribuan Wajib Pajak Didatangi Petugas Bapenda Kota Malang Demi Kejar Optimalisasi PKB dan Opsen BBNKB
Sebanyak 1.918 siswi dari 120 SD dan MI ambil bagian dalam kompetisi sepak bola putri terbesar di Indonesia tersebut. Mereka terbagi dalam 64 tim KU 10 dan 111 tim KU 12, menjadikan Malang sebagai salah satu kota dengan partisipasi tertinggi sepanjang rangkaian MLSC.
Antusiasme dan penuh semangat menggebu-gebu terpancar luar biasa dari setiap pelajar. Mereka punya tendangan dan kecepatan gesit dalam setiap tantangannya.
“Potensi peserta variatif karena sebagian dari mereka juga baru pertama kali menyentuh bola,” ungkap Head Coach MLSC Malang, Herry Kiswanto.
Karena itu hadirnya ajang Skill Challenge, yakni lima uji ketangkasan mulai dari 1 on 1, penalty shoot, dribbling, passing control, dan shoot on target menambah pengetahun bagi para pelajar. Dari tantangan ini para pelatih bisa melihat sejauh mana kemampuan mereka.
“Ya lewat skill challenge ini bisa melihat sejauh mana kemampuan anak-anak men-dribbling dan shooting. Itu bisa menunjukkan keahlian skill individunya,” imbuh Herry.
Selain itu pada pertandingan KU 10 dan KU 12 terdapat dimensi lapangan yang berbeda. Seperti pada KU 12 yang sebelumnya 24 x 40 meter menjadi 26 x 42 meter.
“Kalau KU 10 masih menggunakan ukuran lapangan sebelumnya, titik penalti menjadi 6 meter dari sebelumnya 5 meter, kick off dimulai dengan dua sentuhan, serta untuk pertandingan babak semifinal, final, dan atau 8 besar KU 10 menggunakan lapangan KU 12.,” tambah Herry.
Sedangkan peraturan yang digunakan pada MLSC merupakan peraturan khusus pertandingan yang disesuaikan dengan Peraturan Umum PSSI untuk pengembangan usia dini. Tak hanya turnamen 7 vs 7, juga ada Festival Seneng Soccer untuk KU 8 untuk menumbuhkan rasa gembira dan menyukai permainan sepak bola dengan menyasar usia yang lebih dini, yakni 6 sampai 8 tahun.
Baca Juga : Tok! DPRD Jatim dan Pemprov Setujui APBD 2026
Menurutnya, antusiasme peserta di Kota Malang melebihi ekspektasi penyelenggara, mengingat ini kali pertama MLSC digelar. “Makanya event seperti ini sangat bagus untuk perkembangan sepak bola putri Kota Malang,” terang Herry.
Sedang, salah satu siswi SDN Kotalama I, Nur Shahira, mengaku antuasias bisa unjuk gigi di lapangan tertua di Indonesia. Bagi Shahira sepak bola merupakan olahraga yang disukai, sehingga adanya ajang ini jadi wadah menunjukkan talentanya.
“Baru pertama kali ikuy kompetisi sepak bola putri sama teman-teman. Senang bisa tampil di Stadio Gajayana sekaligus nambah skill,” ujar Shahir dengan tawa gembira.
Sementara itu, Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono, menambahkan Kota Malang terpilih menjadi kota penyelenggaraan MLSC 2025-2026, karena kota ini memiliki klub sepakbola elite dan juga kultur sepakbola yang telah mengakar kuat di masyarakat. Hal ini terbukti dengan kemeriahan dari sisi peserta, orangtua dan juga pihak sekolah yang memberikan sambutan hangat selama penyelenggaraan acara.
“Dari populasi, Malang merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak nomor dua di Jawa Timur. Selain itu, kota ini juga memiliki klub sepakbola yang memiliki sejarah panjang serta kultur sepakbola yang kuat di masyarakatnya. Untuk itu, ketika di tahun ini kami memutuskan untuk menambah dua kota penyelenggaraan, Malang pasti menjadi pilihan,” ujar Teddy.
MLSC 2025 – 2026 bergulir di 10 kota yakni Kudus, Semarang, Surabaya, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, hingga Jakarta. Di setiap kotanya, turnamen ini berlangsung sebanyak dua seri. Penambahan dua kota penyelenggaraan, yakni Bekasi dan Malang, merupakan salah satu upaya untuk menjaring lebih banyak lagi bibit-bibit pesepakbola putri potensial di kota yang memiliki sejarah panjang dalam sepak bola.
