Waspadai Kanker Kuku: Risiko Tersembunyi di Balik Kebiasaan Pakai Kutek

Reporter

Irsya Richa

Editor

Yunan Helmy

15 - Nov - 2025, 06:44

Kondisi kuku menghitam. (Foto: Pinterest)

JATIMTIMES – Banyak orang gemar memakai kutek tanpa menyadari bahwa kebiasaan itu bisa membuat mereka abai terhadap tanda bahaya pada kesehatan kuku. Jadi, pemeriksaan kuku secara berkala sangat penting untuk mendeteksi dini melanoma kuku sehingga kanker kulit langka yang dapat bersifat agresif tidak terlambat tertangani.

Hal tersebut dibeberkan doctor & skincare expert dr Yessica Tania. Perempuan yang akrab disapa dokter Zie itu menegaskan bahwa kebiasaan menutup kuku dengan cat dalam jangka waktu lama bisa membuat seseorang abai terhadap tanda-tanda awal gangguan kesehatan di area kuku.

Baca Juga : Sistem Rujukan BPJS Bakal Dirombak Menkes! Ini Bedanya Sebelum dan Sesudah Aturan Baru

“Yang sering pakai kutek sebaiknya sesekali membersihkan kuteknya dan mengecek kondisi kuku secara langsung. Deteksi sedini mungkin adalah kunci pencegahan utama,” ujar dokter Zie.

Yang perlu diwaspadai, melanoma kuku atau subungual melanoma ditandai dengan munculnya garis vertikal berwarna gelap kehitaman atau cokelat tua yang bisa semakin melebar, menebal, hingga menyebabkan kuku retak, rusak, berdarah, atau memicu pembengkakan pada kulit sekitarnya.

Meski langka, kanker ini berpotensi menyebar ke jaringan sekitar kuku jika tidak ditangani. “Kanker kuku ini salah satu yang paling jarang. Tapi ketika muncul, sifatnya agresif. Jangan menyepelekan perubahan kecil pada kuku,” ungkap dokter Zie.

Meski demikian, banyak orang mengira perubahan warna pada kuku hanyalah luka atau lebam, padahal bisa jadi tanda serius. Misalnya, kondisi subungual hematoma, darah yang terjebak di bawah kuku akibat trauma seperti terjepit atau sepatu yang terlalu ketat.

“Hematoma biasanya terlihat seperti lebam gelap di bawah kuku, sedangkan melanoma berbentuk garis gelap. Keduanya bisa mirip, sehingga pemeriksaan medis sangat diperlukan,” ucap dokter Zie.

Baca Juga : DBHCHT 2025: Pemkab Blitar Kembangkan Cabai Off Season untuk Kendalikan Inflasi dan Perkuat Ketahanan Pangan

Ia menambahkan bahwa diagnosis melanoma kuku tidak bisa hanya mengandalkan penglihatan, melainkan memerlukan pemeriksaan seperti dermoscopy atau bahkan biopsi untuk memastikan. Risiko akan lebih tinggi pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Karena itu, dokter Zie juga mengimbau masyarakat untuk mulai membiasakan diri memeriksa kuku sendiri dan keluarga. “Coba cek kuku kalian sekarang. Perubahan kecil pun jangan diabaikan. Kalau ada tanda yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter,” imbau dia.

Dokter Zie menegaskan bahwa kesadaran dini bisa menyelamatkan nyawa karena kanker kuku cenderung sulit dikenali pada tahap awal.