Jurnalis Palestina Saleh Aljafarawi Tewas Tertembak di Gaza, Diduga oleh Milisi yang Terhubung dengan Israel

13 - Oct - 2025, 09:07

Jurnalis Palestina, Saleh Aljafarawi, dilaporkan tewas dalam bentrokan bersenjata di Kota Gaza pada Minggu (12/10/2025). (Foto: Al Jazeera)

JATIMTIMES - Jurnalis Palestina, Saleh Aljafarawi, dilaporkan tewas dalam bentrokan bersenjata di Kota Gaza pada Minggu (12/10/2025). Kabar duka ini datang hanya beberapa hari setelah Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata di Jalur Gaza.

Nama Saleh Aljafarawi bahkan sempat trending hingga Senin (13/10/2025) pagi. Banyak yang ingin mengonfirmasi kabar kematian hal ini. 

Baca Juga : Motor Roda Tiga Pengangkut Lima Orang Kecelakaan di Malang, Sebabkan Korban Luka Parah

Menurut laporan Al Jazeera, jurnalis berusia 28 tahun itu ditembak mati oleh anggota “milisi bersenjata” saat meliput bentrokan di kawasan Sabra, Gaza City.

Sumber-sumber Palestina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Saleh ditembak ketika sedang meliput bentrokan antara pasukan keamanan Hamas dan kelompok bersenjata dari klan Doghmush di wilayah Sabra. Namun, otoritas lokal belum memberikan konfirmasi resmi terkait kejadian ini.

Lembaga Sanad milik Al Jazeera telah memverifikasi rekaman yang beredar di media sosial, memperlihatkan tubuh Saleh mengenakan rompi bertuliskan “PRESS” di bagian belakang sebuah truk. Ia dilaporkan menghilang sejak Minggu pagi sebelum akhirnya ditemukan telah meninggal dunia.

Pejabat senior di Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa bentrokan tersebut melibatkan “milisi bersenjata yang berafiliasi dengan pendudukan (Israel)”.

Pejabat itu juga menambahkan bahwa pasukan keamanan setempat telah mengepung kelompok bersenjata itu.

“Anggota milisi tersebut bahkan menembak para pengungsi yang sedang dalam perjalanan kembali dari Gaza bagian selatan menuju Kota Gaza,” ujarnya.

Meski gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah diberlakukan selama beberapa hari, otoritas setempat terus mengingatkan bahwa situasi keamanan di Gaza masih sangat rapuh. Bentrokan bersenjata antar kelompok masih terjadi di beberapa titik wilayah.

Kematian Aljafarawi menambah panjang daftar jurnalis yang gugur sejak awal perang pada Oktober 2023. Lebih dari 270 pekerja media telah kehilangan nyawa di Gaza, menjadikannya konflik paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah modern.

Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera pada Januari lalu, beberapa hari sebelum gencatan senjata sementara diberlakukan, Saleh Aljafarawi sempat menceritakan penderitaan dan ketakutannya selama meliput perang di Gaza.

Baca Juga : Amangkurat II, Karaeng Naba, dan Tragedi Karaeng Galesong

“Semua kejadian yang saya alami selama 467 hari itu tidak akan pernah terhapus dari ingatan saya. Semua situasi yang kami hadapi, kami tidak akan bisa melupakannya,” kata Aljafarawi saat itu.

Ia juga mengaku sering menerima ancaman dari pihak Israel akibat aktivitas jurnalistiknya. “Sejujurnya, saya hidup dalam ketakutan setiap detik, terutama setelah mendengar apa yang dikatakan pihak pendudukan Israel tentang saya. Saya menjalani hidup dari detik ke detik, tanpa tahu apa yang akan terjadi setelahnya,” ujarnya.

Sementara itu, gencatan senjata di Gaza telah memasuki hari ketiga dan diharapkan berlanjut dengan pertukaran tahanan dan sandera antara Israel dan Hamas.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan menghadiri KTT Gaza di kota resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10/2025). Pertemuan itu akan dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.

Menurut pernyataan Kantor Kepresidenan Mesir, tujuan pertemuan tersebut adalah “mengakhiri perang di Jalur Gaza, memperkuat upaya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, serta membuka era baru keamanan kawasan.”

Kementerian Luar Negeri Mesir juga menyebut bahwa pertemuan “bersejarah” ini akan menghasilkan dokumen penghentian perang di Jalur Gaza yang akan ditandatangani oleh negara-negara peserta. Namun, baik Israel maupun Hamas tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut.