Keracunan MBG Timpa Puluhan Siswa SMKN 1 Sine Ngawi, Dinkes Ambil Sampel Makanan
Reporter
Heri Sumaryanto
Editor
A Yahya
01 - Oct - 2025, 02:29
JATIMTIMES- Puluhan siswa SMKN 1 Sine, Kabupaten Ngawi, dilaporkan mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa 30 September 2025.
Insiden bermula saat siswa menerima jatah makan siang dari program MBG dengan menu ayam tumis lada dan sayur brokoli. Program ini dijalankan oleh Yayasan SPPG (Jendela Cahaya Kebaikan) yang mulai beroperasi di sekolah tersebut sejak Senin (22/9/2025).
Baca Juga : Disbudpar Bakal Ganti Nama, Fraksi PKS DPRD Jatim Dorong Perubahan Fundamental
Pada malam harinya, sejumlah siswa mulai merasakan mual dan tidak enak badan. Kondisi tersebut semakin meluas keesokan harinya, pada Rabu (1/10/2025). Sekitar pukul 10.00 WIB, saat jam istirahat pertama, banyak siswa mengeluhkan sakit perut, mual, pusing, dan diare.
Awalnya, keluhan dianggap gejala ringan, namun jumlah siswa yang terdampak terus bertambah hingga menyebabkan antrean di toilet. Beberapa siswa perempuan bahkan sempat pingsan karena kondisi tubuh yang lemas.
“Sore itu sudah terasa pusing dan mulas, tapi saya paksakan masuk sekolah. Waktu upacara Hari Kesaktian Pancasila malah tambah puyeng, akhirnya muntah, lemas, dan sesak napas,” ujar Putri, salah seorang siswa SMKN 1 Sine yang turut mengalami gejala.
Berdasarkan data sementara, 37 siswa SMKN 1 Sine mengalami gejala serupa. Sebagian mendapatkan perawatan di Puskesmas Sine, sementara lainnya dirujuk ke Klinik Aisyah Sine. Selain itu, 4 siswa SMP Muhammadiyah Sine juga mengalami gejala serupa, dengan 2 orang dirawat dan 2 lainnya diperbolehkan pulang.
Adapun jumlah penerima manfaat program MBG di SMKN 1 Sine mencapai 1.106 siswa dari total sekitar 1.400 siswa, sementara sebagian lainnya tengah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Baca Juga : Wali Kota Mas Ibin Sinergikan MBG dan KMP untuk Perkuat Ekonomi dan Gizi Warga Kota Blitar
Menindaklanjuti kejadian tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi telah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi siswa dan mengirimkannya ke laboratorium di Surabaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kepala Yayasan SPPG, Sultoni, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dan akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan.