Kolaborasi 18 Seniman Penuhi Dinding Galeri Raos dengan Karya Goresan Arang

Reporter

Prasetyo Lanang

Editor

Dede Nana

28 - Sep - 2025, 03:45

Pameran Jejak Arang di Galeri Raos Kota Batu menampilkan karya berbeda dengan media arang yang digoreskan langsung di dinding galeri oleh belasan seniman.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Ada yang berbeda dengan pameran karya di Galeri Raos 20-30 September 2025. Jika biasanya karya seni dipamerkan dengan masing-masing media dan figura yang ditempel di tembok, kini belasan seniman menuangkan karya langsung memenuhi tembok galeri.

Ialah pameran Jejak Arang, kreasi yang ribuat 18 seniman lokal di Galeri Raos dalam seni lukisan dinding sepanjang 40 meter dengan tinggi 3 meter. Dibuat dengan media arang seberat 3 kilogram.

Baca Juga : Rekomendasi Film Akhir Pekan: Dari Aksi Korea, Horor Indonesia, hingga Kolaborasi Hollywood

Proses pembuatan lukisan bervariatif. Ada yang hanya perlu dua jam. Ada pula yang digarap bertahap beberapa hari. Total seluruh lukisan selesai dalam satu minggu. Senimannya pun usianya beragam. Mulai dari 35 tahun sampai di atas 60 tahun.

18 seniman yang memamerkan karyanya tersebut di antaranya Anwar, A.Rokhim, Agus Sujito, Agos Tobron, Badrie, Djoeari Soebardja, Gusbandi Harioto, M. Imon Fatoni, Prie Wahyuono, Riyanto Sinyo, Saihu, Slamet Henkus, Soegiono, Sugeng Pribadi Klemin, Syamsu Soeid, Watonisays, Yusfianto, dan Zhirenk.

"Tidak ada material tambahan. Seluruhnya menggunakan arang," ujar Prie Wahyuono, salah seorang seniman yang berkontribusi dalam pameran itu.

Dirinya mengaku membuat arang sendiri. Caranya dengan mengumpulkan berbagai jenis kayu di sekitarnya. Seperti kayu damar, kayu jambu, kayu sengon, dan kayu waru. Kayu-kayu itu kemudian dibentuk seperti pensil berukuran dua ruas jari manusia. Setelah itu, baru diproses menjadi arang.

.

Ide itu muncul sejak Juli lalu, Pemilihan arang sebagai material lukisan tidak asal-asalan. Bermula dari celetukan salah seorang seniman lain yakni Watoni. Lantas celetukan itu disambut baik para seniman lain.

"Arang dipilih karena melimpah, mudah diaplikasikan, serta menghasilkan jejak yang kuat," tambahnya.

Ia menilai, sifat arang rentan terhadap sentuhan juga merepresentasikan kerapuhan sekaligus kekuatan ekspresi manusia. Setelah pameran itu selesai, seluruh karya akan dihapus. Dinding akan dicat ulang dengan warna putih.

Baca Juga : Selamat, Selena Gomez Resmi Menikah dengan Benny Blanco di California

Dia mengatakan selain lukisan, ada satu patung yang diciptakan satu seniman lain. Yakni Agus Sujito dengan judul karya At The Edge of The Horns. Semua lukisan memiliki tema beragam tetapi tetap berkaitan satu sama lain. Yang jelas tak ada media yang dibiarkan kosong begitu saja.

"Tetap melibatkan kepekaan dalam merespons tiap karya," tandasnya.