Viral Isu Zakir Naik Diduga Terinfeksi HIV di Malaysia, Pengacara Ungkap Bantahan
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
11 - Sep - 2025, 01:20
JATIMTIMES - Kabar mengejutkan mengenai pendakwah internasional asal India, Zakir Naik, mendadak menghebohkan warganet. Sebuah unggahan di media sosial X (dulu Twitter) pada awal September 2025 menyebutkan bahwa Zakir Naik diduga terinfeksi HIV/AIDS di Malaysia. Klaim tersebut pertama kali dipublikasikan oleh akun bernama @Fatima_Khatun01, yang menuliskan adanya “dokumen medis rahasia” terkait kondisi kesehatan dai kontroversial itu.
Dalam unggahannya, akun tersebut menuding ada upaya menutup-nutupi kondisi kesehatan Zakir Naik agar aktivitas dakwah dan konversi agama yang ia jalankan tetap berjalan seperti biasa. Narasi ini dengan cepat menyebar luas di media sosial dan menimbulkan spekulasi di kalangan warganet, baik di Malaysia maupun di luar negeri.

"MENGGEGERKAN: Ulama Islam Zakir Naik didiagnosis mengidap AIDS di Malaysia. Ekosistem mencoba menyembunyikan penyakitnya sehingga permainan konversi dapat berlanjut. Tetapi dokumen medis rahasia menunjukkan bahwa Zakir Naik telah didiagnosis dengan HIV,” tulis akun tersebut seperti dikutip Kamis (11/9/2025)
Baca Juga : Berkas Tersangka Pembawa Bom Molotov di Kota Malang Segera Dilimpahkan, Terancam 20 Tahun Penjara
Akibat cuitan itu, nama Zakir Naik langsung menjadi perbincangan hangat hingga masuk daftar pencarian teratas di Google Trends.
Bantahan dari Pihak Zakir Naik
Isu tersebut segera ditanggapi oleh tim kuasa hukum Zakir Naik. Pengacara seniornya, Akberdin Abdul Kadir, menegaskan bahwa klaim yang beredar adalah berita palsu dan tidak memiliki dasar kebenaran.
"Seperti yang saya katakan, itu sampah, berita palsu, dan sama sekali tidak benar,” ujar Akberdin, dikutip dari Malaysiakini.com pada Kamis (11/9/2025).
Ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya. Menurutnya, isu semacam ini berpotensi merusak reputasi kliennya yang selama ini aktif berdakwah dan memiliki pengikut besar di berbagai negara.
Reaksi Publik di Media Sosial
Meski sudah ada bantahan resmi, kabar mengenai dugaan HIV Zakir Naik tetap ramai diperbincangkan di media sosial. Sebagian warganet menilai isu tersebut hanyalah fitnah yang bertujuan menjatuhkan nama sang pendakwah, sementara sebagian lain menuntut adanya klarifikasi resmi berupa bukti medis.
Tidak sedikit pula yang menyoroti fenomena cepatnya penyebaran hoaks di media sosial, terutama ketika menyangkut tokoh publik dengan pengaruh besar seperti Zakir Naik.
Jejak Kontroversi Zakir Naik
Zakir Naik bukanlah sosok asing dalam pusaran kontroversi. Sejak lama, ia dikenal sebagai pendakwah yang kerap mengundang perdebatan karena gaya ceramahnya yang blak-blakan. Di Malaysia, ia pernah menuai kritik tajam karena ucapannya dianggap menyinggung komunitas tertentu.
Baca Juga : Mahasiswi Aborsi Bayi di Kos Kota Malang, Jasadnya Dibuang Kekasihnya ke Sungai Paron
Selain itu, di sejumlah negara lain, ia menghadapi tuduhan terkait ujaran kebencian dan radikalisme. Meski demikian, ia tetap memiliki basis penggemar yang kuat, terutama di kalangan umat Islam yang mengagumi cara dakwahnya yang lugas dan argumentatif.
Pentingnya Verifikasi Informasi
Kasus penyebaran isu Zakir Naik ini kembali menegaskan pentingnya verifikasi informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya. Di era digital, hoaks dapat dengan cepat menyebar dan menimbulkan keresahan, apalagi jika menyangkut tokoh terkenal.
Pihak berwenang di Malaysia diharapkan dapat menindaklanjuti penyebaran informasi palsu semacam ini agar tidak semakin meresahkan masyarakat.
Isu bahwa Zakir Naik diduga terinfeksi HIV di Malaysia terbukti hanyalah klaim tanpa dasar. Kuasa hukum sang pendakwah sudah membantah keras kabar tersebut dan menegaskan bahwa informasi itu adalah hoaks.
Meski begitu, kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana kabar palsu dapat dengan cepat viral di media sosial. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu bersikap bijak, memeriksa kebenaran informasi, dan tidak ikut menyebarkan isu yang belum tentu benar.