Merasa Terzalimi? Amalkan Doa Nabi Musa dan Nabi Yunus Ini, Insyaallah Dilindungi Allah
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
10 - Sep - 2025, 07:32
JATIMTIMES - Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tentu mendambakan hidup yang tenteram, damai, dan terjaga baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat. Namun, dinamika hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan. Ada kalanya seseorang berada dalam posisi lemah, bahkan merasa terzalimi oleh orang lain.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, Pengasuh Pesantren Nurul Ummah Pagelaran, KH Sujadi, memberikan ijazah doa yang bersumber dari Al-Qur’an. Menurutnya, doa ini bisa diamalkan saat merasa dizalimi atau sebagai upaya perlindungan dari kezaliman orang lain.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Pemkot Malang, Target 25 Ribu Warga Rentan Terlindungi
KH Sujadi menjelaskan, doa yang dianjurkan adalah doa Nabi Musa AS sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Qashas ayat 21. Doa tersebut berbunyi:
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Rabbi najjini minal qaumidhalimin.
Artinya: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim.”
"Bisa diamalkan saat dalam kondisi terzalimi ataupun bisa dibaca setiap saat seperti setelah salat," kata KH Sujadi, dikutip NU Online, Rabu (10/9/2025).
Selain doa Nabi Musa, KH Sujadi juga menganjurkan doa Nabi Yunus AS saat berada di perut ikan paus, yang terdapat dalam Surat Al-Anbiyaa ayat 87.
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin.
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Dengan mengamalkan doa di atas, Allah SWT akan memberikan balasan kepada setiap pelaku kezaliman di hari kiamat. Pada hari itu, setiap mata manusia akan terbelalak menyaksikan segala bentuk pembalasan dari Allah.
Baca Juga : Pemkab Situbondo Gelar Rakor Percepatan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting
Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi dalam kitab tafsir Ma’alimut Tanzil menjelaskan bahwa orang yang menerima perlakuan tidak adil tidak perlu merasa khawatir. Allah akan memberi pahala berlipat kepada mereka dan membalas orang zalim dengan hukuman yang setimpal.
Sebaliknya, setiap pelaku kezaliman harus segera meminta maaf kepada orang yang dizalimi, sebab balasan dari Allah adalah sesuatu yang pasti.
KH Sujadi juga mengingatkan, di era digital saat ini ayat tersebut menjadi peringatan bagi siapa saja. Media sosial harus digunakan dengan baik, benar, dan cerdas agar tidak menjadi sarana kezaliman.
Unggahan yang berisi fitnah, kebohongan, maupun ujaran kebencian dapat merugikan pihak lain, baik dari segi harta, kehormatan, maupun jiwa. Perilaku seperti itu tergolong zalim dan pelakunya akan sulit menghindari balasan Allah sebagaimana yang tertuang dalam ayat suci tersebut.